
HALUANSULTRA.ID – Kenaikan tarif resiprokal yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan memberikan dampak signifikan bagi ekonomi Indonesia.
Penilaian itu disampaikan Direktur Eksekutif Celios, Bhima Yudhistira. “Dampak kenaikan tarif resiprokal yang diumumkan Trump akan berdampak signifikan ke ekonomi Indonesia,” ujar Bhima kepada Inilah.com, Jakarta, Kamis (3/4/2025).
Dengan tarif yang ditetapkan Presiden AS itu, pelemahan kurs rupiah diperkirakan bakal berlanjut. Dia mengatakan investor bisa lari dari negara berkembang.
“Tekanan rupiah wajib diwaspadai efeknya ke imported inflation (harga barang impor jadi lebih mahal), menekan daya beli lebih lanjut terutama pangan, dan kebutuhan sekunder (perlengkapan rumah tangga, elektronik). Rupiah diproyeksi menyentuh level Rp17.000-Rp17.200 dalam waktu dekat,” jelasnya.
Dia mengatakan, pasca libur lebaran saham bersiap menghadapi capital outflow. Dia memprediksi kemungkinan kembalinya trading halt.
“Trading halt bukan tidak mungkin terjadi lagi,” katanya. Presiden AS Donald Trump pada Rabu (2/4) mengumumkan kenaikan tarif sedikitnya 10 persen ke banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, terhadap barang-barang yang masuk ke negara tersebut.
Menurut unggahan Gedung Putih di Instagram, Indonesia berada di urutan ke delapan di daftar negara-negara yang terkena kenaikan tarif AS, dengan besaran 32 persen. Sekitar 60 negara bakal dikenai tarif timbal balik separuh dari tarif yang mereka berlakukan terhadap AS
Indonesia bukan negara satu-satunya di kawasan Asia Tenggara yang menjadi korban perang dagang AS. Ada pula Malaysia, Kamboja, Vietnam serta Thailand dengan masing-masing kenaikan tarif 24 persen, 49 persen, 46 persen dan 36 persen. (ilo/Herald.id)

Tidak ada komentar