Nikmatnya Pisang Epe di Kendari Beach, Jajanan Bertabur Gula Merah dan Aneka Toping

HALUANSULTRA.ID, KENDARI – Tinggal atau berkunjung ke Kota Kendari Sulawesi Tenggara, rasanya tidak lengkap tanpa mencoba jajanan lokal spesial, pisang epe. Kuliner ini biasanya dibuat dari pisang kepok atau pisang bugis yang dijepit, kemudian dipipihkan dan dibakar, lalu diolesi dengan manisnya gula aren, campur coklat, kacang sesuai selera masing-masing. Pisang epe ini menjadi jajanan favorit pinggir jalan untuk orang-orang yang mengunjungi Kendari Beach.

Bicara soal pisang epe, selain rasanya nikmat, ada arti khusus dalam nama ‘pisang epe’. Kata ‘epe’ sendiri berasal dari bahasa bugis yang artinya ‘jepit’ dalam bahasa Indonesia. Jadi, nama lengkap pisang epe dapat diintepretasikan sebagai pisang yang dijepit, dipipihkan, lalu dibakar. Sebuah cara yang unik untuk memasak pisang.

Di Kota Kendari, saat berkunjung ke Kendari Beach, kita akan melihat deretan lapak-lapak pedagang yang menawarkan beragam kuliner, dan sudah pasti akan menjumpai beberapa penjual Pisang Epe. Jajanan unik ini menjadi makanan favorit bagi semua orang, khususnya warga lokal maupun wisatawan dari luar provinsi. Aroma serta cita rasa yang dikeluarkan oleh jajanan ini, mampu menarik minat para wisatawan ketika mengunjungi Kendari Beach.

Suasana di salah satu warung penjual Pisang Epe di Kendari Beach.

Seperti warung pisang Maitora yang disambangi media ini. Warung ini sudah mulai eksis beberapa tahun yang lalu, bisa menjadi pilihan destinasimu. Fatiya, salah satu pegawai di tempat tersebut mengatakan, usaha kuliner ini sangat mengutamakan cita rasa dari sajian yang disiapkan.

Selain itu, higenitas dan juga pelayanan prima menjadi hal yang di utama oleh pemilik dan karyawan di Pisang Epe Maitora. “Kami menjual di Kendari itu sudah puluhan tahun. Awalnya, menunya juga belum seperti sekarang. Kami waktu itu hanya sediakan pisang epe dan pisang ijo. Dan alhamdulillah pisang epe bertahan dan masih eksis sampai sekarang,” kata dia, saat di sambangi haluansultra.id.

Untuk proses pembuatan, awalnya pisang epe yang telah dipipihkan, dibakar kemudian diolesi gula dan ditaburi toping. Gula yang biasanya digunakan adalah gula aren yang dicairkan sebagai bahan utama. Namun, kini bahan yang digunakan melapisi pisang epe dan toping di atasnya yang beragam. Ada rasa cokelat, durian, dan ada beberapa pedagang yang menggunakan keju sebagai toping.
Kuah pisang epe yang terbuat dari gula merah dengan sedikit campuran santan, memang menjadi daya tarik di tempat ini. Sebagai rekomendasi, cobalah pisang epe rasa coklat, rasakan lezat dan manisnya meleleh.

Pisang Epe saat proses pembakaran.

“Memang banyak yang suka dengan rasa kuliner Maitora. Karena biasanya orang rata-rata yang sudah pernah datang itu pasti akan datang lagi. Sebenarnya kalau pisangnya sama dengan tempat yang lain hanya yang membedakan adalah kuah dari pisangnya,” bebernya. Meski terbilang sudah cukup lama menekuni dunia usaha kuliner namun, Pisang Epa Maitora hingga saat ini belum memiliki gerai lain. Selain yang beralamat di Jalan. Ir. H. Alala (Jajaran Kendari Beach) Kota Kendari.

Menurut Fatiya, salah satu cara terbaik menikmati pisang epe yang lezat adalah santap di piring saat masih hangat, sambil duduk-duduk di tepi pantai. Pisang epe bukanlah jenis jajanan yang cocok dibungkus untuk dibawa pulang, dikhawatirkan menjadi dingin dan lengket saat makan di rumah. Untuk pengalaman terbaik, cobalah makan pisang sembari menikmati matahari tenggelam di Pantai Teluk Kendari.

“Kalau untuk menu yang paling banyak digemari sekarang di sini itu pisang epe terutama yang rasa original. Itu biasa banyak diminati sama kalangan-kalangan orang-orang tua, tapi kalau anak muda biasanya varian yang disuka itu yang komplit keju kacang dan coklat,” paparnya. Pisang Epa Maitora ini dapat kita kunjungi di hari Senin sampai Sabtu mulai dari jam 16.00 sore sampai jam 23.00 (WITA), sedangkan terkhusus untuk hari Minggu Maitora buka mulai pukul 16.00 sampai 00.00 (WITA). “Kalau untuk pelayanan pemesanan selain melayani di sini secara langsung, kami juga biasa melayani Untuk pemesanan melalui aplikasi seperti aplikasi ojek online,” jelasnya.

Suasana dan aneka kuliner di Kendari Beach

Sedangkan untuk menu minuman, Sarabba salah satu minuman khas Sulawesi khususnya di Sulawesi Tenggara dan Selatan, masih menjadi primadona di tempat ini. Kendati demikian warung ini juga masih tetap menyediakan menu minuman lain seperti aneka olahan jus buah segar. “Kalau untuk menu minuman kami ada yang namanya sarabba itu yang jadi favorit kalau di sini. Dia juga variatif ada tiga varian ada yang biasa, ada yang sarabba susu dan juga sarabba telur yang menjadi primadona pelanggan. Selain itu kami juga menyediakan minuman seperti jus,” ujarnya. Untuk menikmati jajanan spesial di Maitora ini tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam, sebab pisang epe dijual dengan harga yang masuk akal. Satu porsi yang terdiri dari tiga pisang dijual seharga Rp10.000,- untuk rasa original, atau untuk rasa lainnya.

Dengan menjamurnya usaha kuliner yang tersebar di Kota Kendari. Ia berharap Pisang Epe Maitora masih terus eksis dan memanjakan lidah para penggemar kuliner pisang epe. Selain itu, suport dari pemerintah setempat juga menjadi hal yang penting bagi keberlangsungan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) seperti mereka. “Harapannya sih semoga semakin laris dan eksis, kami juga sangat terbuka kalau ada pelibatan dalam kegiatan-kegiatan UMKM kuliner yang di selenggarakan pemerintah atau pihak-pihak terkait lainnya,” ucapnya.

Pengunjung saat menikmati pisang epe di Kendari Beach.

Ditempat terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara, H. Belli, mengungkapkan sektor kuliner menjadi salah satu ekonomi kreatif yang dapat melewati masa krisis pandemi dengan angka yang cukup stabil. Nah dengan melihat potensi itu, pemerintah daerah mendorong pelaku bisnis kuliner melebarkan pangsa usahanya melalui pengembangan menu agar diminati masyarakat.

Nah bicara Kendari Beach, memang menjadi salah satu pusat kuliner dan diharapkan dapat terus menjadi simpul ekonomi daerah. Pusat kuliner dapat membuka peluang usaha baru bagi masyarakat sekitar. Selain itu, diharapkan dapat mendongkrak perekonomian masyarakat melalui pengembangan potensi kuliner daerah. “Saya sendiri sangat suka pisang epe, selain rasanya lezat juga cara untuk membuatnya praktis dan mudah,” tutup Kadis

Tinggalkan Balasan