
HALUANSULTRA.ID – Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Sofian Effendi blak-blakan soal masalah ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Pernyataan yang membuat heboh publik itu ia sampaikan saat ia berbincang dengan ahli digital forensik, Rismon Sianipar dalam sebuah tayangan di YouTube.
Menurutnya, ada beberapa informasi yang ia peroleh dari rekan-rekannya di Fakultas Kehutanan UGM terkait ijazah Jokowi yang menjadi sorotan publik. Ia mengaku banyak berbicara dengan teman-teman seangkatan Jokowi yang sudah jadi guru besar.
Sofian mengungkap bahwa pada 1980 tercatat dua mahasiswa bernama Hari Mulyono dan Joko Widodo masuk Fakultas Kehutanan. Hari Mulyono dikenal sebagai aktivis pendiri Sifa Gama dan lulus pada 1985. “Sedangkan Jokowi, menurut profesor dan mantan dekan, tidak lulus dalam penilaian. Ada empat semester dinilai, sekitar 30 mata kuliah, IPK sekitar 2,” kata Sofian.
Menurutnya, berdasarkan transkrip nilai yang pernah dilihatnya, IPK Jokowi tidak mencapai 2. “Kalau sistemnya masih sarjana muda dan doktoral, seharusnya dia tidak lulus. Dua tahun pertama IPK-nya tidak memenuhi. Kalau memenuhi, otomatis lanjut ke sarjana,” ujarnya.
Sofian juga mempertanyakan skripsi Jokowi. “Saya pernah tanya, skripsinya kok kosong. Dijawab memang tidak diuji. Tidak ada tanggal dan tanda tangan penguji,” ungkapnya. Ia menyimpulkan, kalau benar Jokowi memiliki ijazah asli, kemungkinan itu adalah ijazah sarjana muda (BSc).
“Tapi kalau ijazah skripsi sarjana (S1), menurut informasi itu, Jokowi tidak punya,” tegasnya. Jokowi sebelumnya sudah berkali-kali menegaskan ijazahnya asli dan akan memperlihatkannya di pengadilan jika diminta hakim. Pihak UGM juga menegaskan Jokowi adalah alumni mereka. (Herald/ilo)

Tidak ada komentar