
HALUANSULTRA.ID – Program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) Kota Kendari, kembali menutup rangkaian pelatihannya melalui pementasan karya para peserta didik, Kamis (20/11/2025), di UPTD Museum dan Taman Budaya Provinsi Sulawesi Tenggara.
Setelah empat bulan pendampingan intensif, siswa dari tingkat SD hingga SMP menampilkan karya seni tari tradisional, tari kreasi, musik bambu, angklung, hingga karya visual fotografi.
Kegiatan ini dihadiri Asisten I Setda Kota Kendari, Maman Firmansyah, serta Direktur Pemberdayaan Nilai Budaya dan Fasilitasi Kekayaan Intelektual Kementerian Kebudayaan RI, Yayuk Sri Budi Rahayu.
Dalam sambutannya, Yayuk menegaskan bahwa GSMS bukan sekadar program seni, tetapi bagian dari pembentukan karakter generasi muda. Ia menekankan pentingnya peran keluarga, sekolah, dan komunitas dalam membangun akhlak dan jati diri bangsa.
“Persoalan akhlak, persoalan membangun jati diri bangsa, itu adalah tanggung jawab kita semua. Bukan hanya pemerintah pusat atau daerah, tetapi juga orang tua. Anak-anak tidak hanya belajar seni, tetapi belajar nilai-nilai ketekunan, kerja sama, dan menghargai sesama,” ujarnya.
Menurutnya, GSMS menjadi solusi minimnya guru seni di daerah. Seniman lokal dilibatkan sebagai pengajar untuk memperluas akses pembelajaran seni bagi peserta didik. Ia juga menilai bahwa seni dapat menumbuhkan apresiasi terhadap budaya lokal di tengah gempuran teknologi dan gadget.
“Melalui GSMS, muncul kecintaan pada identitas budaya lokal. Ini harus dibangun sejak dini agar anak memahami siapa dirinya dan dari mana ia berasal,” tambahnya. (Hms)

Tidak ada komentar