HALUANSULTRA.ID – Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tenggara H. Belli, SE., M. Si mengatakan, pemerintah provinsi mendukung penuh pengelolaan daya tarik dan destinasi pariwisata secara berkelanjutan di Sulawesi Tenggara.
Support pemerintah tak hanya dalam bentuk perencanaan, kebijakan, alokasi budget, tapi sekaligus melalui penyusunan kerangka teknis atau module yang bisa menjadi pegangan pemerintah dalam mengelola wilayah pariwisata.
“Memang pariwisata telah menjadi salah satu sector andalan di wilayah kita. Pendapatan dari sector ini tak hanya membantu peningkatan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat tapi juga menjadi pemasukan bagi pemerintah,” kata Belli, Kamis 24 November 2022.
Untuk mewujudkan hal tersebut, lanjut Kadis, dibutuhkan dukungan stakeholder dalam meningkatkan performa kunjungan wisata, lama tinggal dan tingkat pengeluaran wisatawan melalui program dan kegiatan prioritas pariwisata, dan ekonomi kreatif yang berfokus pada upaya pemulihan sector pariwisata, penyiapan destinasi penyangga KSPN wakatobi dan desa wisata, kalender event, peningkatan produktivitas ekonomi kreatif dan penyiapan SDM yang unggul.
Menurut Belli, pandemi covid dan paradigma pariwisata terbaru mengharuskan melakukan adaptasi yang menyeluruh dengan memasukkan aspek-aspek penting yaitu ketahanan destinasi dan industry (ressilent), konektivitas digital, investasi dan tenaga kerja, pariwisata berkelanjutan dan tata kelola destinasi kedalam kerangka kebijakan pengembangan pariwisata daerah.
“Salah satu komitmen pemerintah adalah melalui pelaksanaan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) pariwisata berkelanjutan di yang diikuti oleh puluhan peserta perwakilan dari seluruh dinas pariwisata kabupaten/kota yang berada di wilayah daratan, Bappeda, Dinas Perikanan, serta beberapa perwakilan Dinas lainnya,” terangnya.
Kata Belli, agenda bimtek sudah terjadwal berlangsung 3 hari dari tanggal 24 hingga 27 November 2022 di Kota Kendari dan Baubau, 5 hingga 8 Desember. Bimtek ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para peserta terhadap tata kelola wilayah.
Artinya, tidak hanya membahas tentang bagaimana kebijakan perlu diletakkan, tapi juga bagaimana menerapkan prinsip berkelanjutan agar percepatan pembangunan berjalan tanpa memberikan beban berlebihan pada ekosistem alam, social masyarakat dan sebaliknya membawa dampak positif terhadap ekonomi masyarakat.
“Tim penyelenggara Bimtek memberikan ruang bagi peserta untuk memahami konsep tata kelola dari berbagai sudut pandang,” jelasnya. Sejumlah pembicara nasional dan international dihadirkan baik dari Rhode Island University, Social Enterpreneur Ecotourism Nasional, dan ahli tata kelola wilayah yang memiliki pengalaman mengelola wilayah di Labuan Bajo.
“Kami juga menghadirkan ahli yang memiliki pengalaman mengelola keunikan wilayah dan mempromosikkan pariwisata di ranah international,” sambung Kadis.
Mantan Pj Bupati Kolaka Timur ini melanjutkan, secara teknis para pembicara baik international maupun yang berasal dari Indonesia akan memberikan pandangannya terhadap tata kelola wilayah berkelanjutan.
“Pandangan mereka nantinya akan memperkaya module yang sudah dibuat oleh Dinas Pariwisata Provinsi bekerjasama dengan Universitas Haluoleo,,” tambahnya.
Sementara itu, Perwakilan Universitas Haluoleo, Doktor Wa Ode Iba yang merupakan alumni University of Rhode Island mengatakan, modul yang telah tersusun merupakan dokumen yang ‘hidup’ dan ‘interaktif’. Berbagai pandangan dari peserta dan pembicara pada akhirnya akan memperkaya module ini.
Ia berharap, module ini akan menjadi pegangan pemerintah dan membantu para pihak untuk bisa mengelola wilayahnya secara berkelanjutan. “Kita perlu mengintegrasikan dan mengkoneksikan program kepariwisataan ini, sehingga pada akhirnya masyarakat mendapatkan benefit besar dari usaha usaha ini. Modul ini juga focus pada pengelolaan sumberdaya alam, seminimal mungkin kita mencegah kerusakan,” tutupnya. (HS)