Teknologi Penilaian Silat POPDA Sultra 2024 Standar Internasional, Pelatih Apresiasi Pemprov Sultra

HALUANSULTRA.ID – Pertandingan cabang olahraga pencak silat resmi berlangsung diajang Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Sulawesi Tenggara 2024 di Aula Dinas Kehutanan. Penggunaan teknologi pun diterapkan pada ajang bergengsi tingkat provinsi ini.

Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Sultra, La Ode Daerah Hidayat membenarkan pada cabang olahraga (cabor) pencak silat untuk POPDA kali ini telah diterapkan penggunaan alat digital dalam skoring.

“Alhamdulillah sebagai penyelenggara kita upayakan yang terbaik. Ini untuk pertama kali diajang POPDA menggunakan teknologi. Tentu tidak luput dari arahan bapak Pj. Gubernur Sultra untuk memberikan pelayanan terbaik, termasuk pada bidang olahraga,” ujar La Ode Daerah Hidayat, Selasa 25 Juni 2024.

Kata Kadis, dalam proses penggunakan, juri di sekitar lapangan menggunakan alat digital dan poin langsung masuk ke sistem sehingga tidak bisa lagi diubah dan langsung mengeluarkan nilai. “Ini kita lakukan tidak lain untuk mengurangi kecurangan. Dari sini juga atlet dan pelatih bisa belajar bersama,” beber Kadis.

TIM IT POPDA Sultra 2024 Cabor Pencak dari PB IPSI, memberikan penjelasan saat terjadi protes.

Pantauan di lapangan teknologi penilaian tersebut memang sangat membantu mengurangi kecurangan, juga keributan yang kerap terjadi pada Cabor silat saat terjadi protes.

Ketua TIM IT POPDA Sultra 2024 Cabor Pencak dari PB IPSI, Andiano Majid, mengungkapkan alat yang digunakan merupakan standar internasional sebab pernah digunakan saat kejuaraan dunia 2018, lalu ketika penyelenggaran Sea Games. Ada pula beberapa provinsi di Indonesia yang kerap menggunakan teknologi digital dalam skoring kejuaraan nasional.

“Jadi alat ini bisa mengurangi terjadinya kecurangan. Kalau ada protes wasit juri akan diperlihatkan tayangan ulang sehingga tidak ada lagi keributan,” bebernya .

Kata dia, dalam cabang olahraga pencak silat memang terdapat beberapa perkembangan teknologi yang digunakan dalam pertandingan yaitu, teknologi pada scoring board dan body protector yang sudah menggunakan komputerisasi dan detector point.

“Tim kami datang ke Sultra. Kami di Kota Kendari sampai turnamen tuntas. Alat ini sangat baik, apalagi sekarang kan ada aturan baru dalam pertandingan silat,” ucapnya.

Sementara itu, La Ode Sirodi, pelatih silat Muna Barat, mengaku senang POPDA kali ini karena penilaian secara digital. Teknologi ini sangat membantu sehingga pelaksanaan cabor lebih fair play dan cepat mendapatkan hasil.  

“Luar biasa Pemprov dan Dispora Sultra pada ajang PODA kali ini, juri dilapangan memegang alat tersebut dan langsung menilai,” bebernya.

“Alhamdulillah alat ini sangat membantu terkait kecurangan wasit, kami merasa puas bisa disaksikan sendiri. Untuk POPDA memang baru pertama kali,” katanya

Di tempat yang sama, Pelatih Silat POPDA Konawe, Erwin Muhamad Tang, mengatakan hadirnya alat digital dalam penilaian Cabor silat sangat bagus dan merupakan keterbukaan untuk hasil pertandingan.

“Silat ini kan sering ricuh. Bahkan beberapa Porprov selalu ribut karena masing-masing pelatih punya penilaian tersendiri. Nah alat yang digunakan sangat membantu atlet,” jelasnya.

Erwin berharap, daerah lain yang menjadi tuan rumah setiap kejuaraan untuk mencontoh Dispora Provinsi dalam pelaksanaan POPDA 2024.

“Intinya sangat bagus. Dan apresiasi buat Pemprov melalui Dispora Sultra. Kalau kita ikut kejuaraan nasional kita bisa memahami proses penilaian, kita tidak kelabakan. Ini menambah ilmu kami khususnya atlet dan pelatih,” tutup Erwin. (Imn/HS)

Tinggalkan Balasan