Dosen Cantik Ditemukan Tak Bernyawa di Kamar Kostel, AKBP B Dipatsus

waktu baca 2 menit
Kamis, 20 Nov 2025 14:38 861 Admin HS

HALUANSULTRA.ID – Pagi yang dingin di Gajahmungkur berubah menjadi kabar yang mengguncang Kota Semarang. Seorang dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, ditemukan tak bernyawa di sebuah kamar kostel, Selasa, 18 November 2025.

Identitasnya (DLV) menyusup cepat ke ruang publik, namun yang membuat kasus ini segera memanas adalah siapa yang berada bersamanya, seorang perwira polisi berpangkat AKBP.

Dan kini, setelah gelar perkara pada Rabu, 19 November 2025, Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jateng menetapkan AKBP B sebagai terduga pelanggar kode etik dan langsung menempatkannya dalam penahanan khusus selama 20 hari.

Gelar perkara yang dipimpin Kasubbid Wabprof AKBP Hendry Ibnu Indarto dihadiri 11 personel Propam, pengawas Itwasda, Biro SDM, dan Bidkum Polda Jateng. Hasilnya tegas, AKBP B diduga tinggal bersama almarhumah di kamar kostel tanpa ikatan perkawinan sah pelanggaran etik yang berdiri sendiri, terlepas dari penyebab kematian sang dosen yang masih misterius.

“Penempatan khusus ini untuk menjamin pemeriksaan berjalan profesional dan transparan,” ujar Kabid Propam Polda Jateng, Kombes Saiful Anwar, dilansir dari Heral.id. Namun publik tahu, masalahnya tidak sesederhana pelanggaran etik. Jejak keberadaan AKBP B di kamar yang sama dengan korban pada waktu kematiannya membuat polisi bekerja di bawah sorotan paling panas.

Dirreskrimum Polda Jateng, Kombes Dwi Subagyo, mengatakan, penyelidikan masih berjalan dan belum ada kesimpulan apa pun terkait unsur pidana. CCTV, ponsel korban, hingga hasil visum menjadi bagian dari analisis scientific crime investigation yang terus dilakukan. “Kasus ini masih kami dalami,” katanya singkat, namun jelas bahwa penyelidikan bergerak intensif.

Di luar ruang penyidikan, tekanan datang dari mahasiswa Untag Semarang yang menggelar audiensi di Mapolda Jateng. Puluhan mahasiswa meminta kejelasan, transparansi, dan jaminan bahwa penyelidikan tidak akan berhenti di tengah jalan. Mereka diterima langsung jajaran petinggi Polda Jateng.

Kombes Artanto, Kabid Humas, menyampaikan duka mendalam sekaligus komitmen penegakan hukum. “Peristiwa ini menjadi perhatian serius. Kami berkomitmen penuh mengungkap secara profesional,” ujarnya.

Sementara itu, jasad korban diautopsi di RSUD Kariadi Semarang. Informasi yang beredar, hasil autopsi sudah keluar. Kerabat korban berinisial TW mengatakan, sebelum kematian korban, ada aktivitas berlebihan yang membuat jantung sobek.

“Hasilnya infonya tidak ada tindakan kekerasan, tapi ada indikasi kegiatan yang berlebihan dan jantungnya sobek. Kami tidak tahu aktivitas berlebihan seperti apa sampai kondisi tubuh korban telanjang dan jantung sobek, ini yang perlu polisi usut tuntas,” ujar TW, Rabu, 19 November 2025. (bs/Heral.id)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

    LAINNYA
    x