Berkunjung ke Muna, Yuk Sambangi Aneka Kuliner Tradisional di Lapak Tugu Jati

HALUANSULTRA.ID, MUNA – Kabupaten Muna merupakan salah satu daerah dengan keragaman kuliner yang kaya akan cita rasa. Tempat-tempat jajanan kuliner pun sangat mudah dijumpai di area Kota Raha, ibu kota daerah itu. Daerah yang saat ini dipimpin oleh Bupati, LM Rusman Emba ini memiliki berbagai makanan khas. Makanan-makanan ini juga menggunakan hasil tani dari masyarakat dan bahkan sudah menjadi makanan pokok.

Kuliner Muna memang memiliki beberapa kemiripan dengan jenis makanan di daerah lain di Sulawesi Tenggara, baik dari bahan, pembuatan, maupun cara mengkonsumsinya. Meski demikian, makanan Muna memiliki perbedaan dan ciri khas tersendiri, juga menjadi makanan favorit yang sering dikonsumsi oleh masyarakat di sana.

Salah satu pusat jajanan kuliner terbesar di daerah berjuluk Bumi Sowite tersebut ialah di area Lapak Tugu Jati. Cukup dengan mengunjungi tempat tersebut, pengunjung sudah dapat menemukan beragam kuliner, khususnya menu-menu tradisional. Sebut saja hidangan seperti lapa-lapa, katumbu, kapinda dan sayur kelor yang tersedia dengan kualitas dan cita rasa yang dijamin maknyus. Lapak Tugu Jati menjadi sudah lokasi primadona bagi pemburu kuliner tradisional Muna. Makanya tak heran, saban hari lokasi ini dipadati ratusan pecinta kuliner mulai dari sore hingga larut malam.

Lapa-Lapa dan Ketupat

Pusat jajanan itu berada di tempat strategis dan mudah dikunjungi dari berbagai akses. Lokasinya tepat berada satu kawasan dengan monumen ikonik di Kota Raha. Antara lain tugu pahlawan, tugu Jati dan tugu pesawat. Letaknya hanya 300 meter dari pelabuhan Nusantara Raha, 300 meter dari rumah jabatan Bupati Muna, 300 meter dari pusat pertokoan Kota Raha dan 400 meter dari masjid Al Munajat Raha di bilangan Jl. By Pass, Raha.

Lapak tugu Jati juga hanya berjarak 400 meter dari mako Polres Muna dan 500 meter dari pelabuban very Lagasa. Letaknya yang strategis itu menjadikan lapak tugu jati menjadi sasaran bagi masyarakat yang ingin bernostalgia dengan makan khas Muna, tanpa perlu repot-repot mengolah sendiri. Lapak itu juga menjadi tujuan masyarakat luar daerah yang ingin mencicipi kekayaan cita rasa kuliner tradisional masyarakat Muna.

Suasanana penajajah kuliner di Kawasan Lapak Tugu Jati Muna

Lapak Tugu Jati merupakan kawasan yang dibangun pemerintah daerah pada medio 2017 lalu. Lokasi itu menjadi tempat relokasi pedagang kuliner di sekitar komplek tugu jati. Jumlahnya kurang lebih seratusan kios. Khusus area kuliner tradisional, letaknya berada diujung kawasan. Adapun kios diarea depan menjajakan kuliner berkuah seperti bakso, soto maupun hidangan seperti nasi goreng dan ayam lalapan. Pecinta kuliner khas daerah biasanya akan memilih lapak yang menjajakan hidangan tradisional.

Ruslan, salah satu pedagang mengatakan jika lokasi itu akan sangat ramai setelah waktu salat Isya selesai. Biasanya pukul 20.00 Wita hingga pukul 22.00 Wita. “Kalau habis Ashar begini belum ramai. Paling hanya beberapa yang kulineran. Kecuali sebentar, habis Isya baru padat,” terangnya. Ruslan menjelaskan, ada beragam jenis kuliner tradisional yang dijajakan di tempat itu. Setidaknya, setiap kios akan menyajikan enam sampai tujuh jenis sayur, empat sampai lima jenis hidangan olahan seperti lapa-lapa, ketupat, ubi kayu rebus, jagung rebus (kambuse) hingga kabuto, sejenis singkong yang dikeringkan kemudian direbus.

Ikan bakar yang telah dilumuri bumbu.

Ruslan menyebut, penggemar kuliner tradisional itu datang dari berbagai kalangan. Bahkan, tidak jarang masyarakat dari luar Muna seperti Jakarta, Surabaya dan Makassar yang menyempatkan diri menjajal kuliner itu bila berada di Muna. “Biasanya tamu dari luar daerah pasti kesini. Mereka itu hobinya pesan ikan bakar, cumi bakar dengan udang. Makanan seafood lah,” terangnya. Ruslan mengaku sudah lima tahun membuka usaha ditempat itu. Hasilnya pun cukup menjanjikan. Sehari kadang ia bisa menerima pemasukan hingga mencapai Rp3 juta. “Lumayanlah. Artinya kita bisa hidupi keluarga juga disini,” imbuhnya.

Selain Katumbu, Lapa-Lapa. Kabupaten Muna juga memiliki berbagai jenis hasil tani dan perkebunan yang berkualitas. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Sultra, H. Belli mengatakan, salah satu kuliner yang terkenal dari Muna adalah kacang mente. Selain itu, Kabupaten Muna juga memiliki berbagai makanan khas.

Suasana Salah satu lapak di Tugu Jati Muna

Makanan-makanan ini juga menggunakan hasil tani dari masyarakat dan bahkan sudah menjadi makanan pokok. Misalnya, katumbu gola sudah populer dan menjadi makanan khas Muna bahkan sejak masih zaman kerajaan. Kemudian ada juga cucur, kambose, kasuami, kaparende, kabuto dan kuliner lezat lainnya.

“Daerah kita di Sultra punya banyak makanan daerah yang lezat. Salah satunya di Muna. Saya berharap restoran dan rumah makan bisa menerapkan prinsip- prinsip usaha yang berkelanjutan. Nah bagaimana usaha itu ramai, ya semua harus punya inovasi dan kreativitas. Ciptakan juga kenyamanan untuk pengunjung,” tutupnya. (ADV)

Tinggalkan Balasan