Cicipi Makanan Tradisional dan Modern Khas Konawe yang Selalu Bikin Ngiler

HALUANSULTRA.ID, KONAWE – Wisata kuliner di Kabupaten Konawe dapat menjadi tujuan wisata kamu ketika berada di Sulawesi Tenggara. Cita rasa kuliner daerah dengan pusat kota Unaaha ini cukup beragam dan bervariasi. Banyak jenis makanan dapat ditemukan di sepanjang sudut kota. Mulai dari olahan nasi, sagu, ikan, hingga camilan penutup makanan khas daerah, tak boleh begitu saja terlewat. Khusus untuk kuliner tradisional, anda yang berkunjung ke daerah yang saat ini dipimpin Kery Saiful Konggoasa ini, bisa menikmati Sinonggi.

Kuliner ini terbuat dari sari tanaman sagu atau rumbia. Rasanya sangat nikmat jika dicicipi bersama kuah ikan palumara, sayur bening, cabai dan jeruk nipis. Sejumlah rumah makan di Konawe pun telah menyiapkan paket lengkap sinonggi. Kuliner lainnya, ada ayam kampung goreng yang disuguhkan bersama nasi dan sup. Anda yang berkunjung bisa menemukan di RM Matana, tidak jauh dari tugu Adipura. Dari segi tempat, rumah makan ini tampak biasa saja, tetapi keunggulannya berada pada cita rasa khas serta sambal yang disajikan. Menu ini bisa ditemukan pada sejumlah resto di wilayah Konawe, rasanya gurih dan lezat.

Ayam Kampung. Menu ini banyak disukai pengunjung karena lezat bersama sup dan sambal khas.

Kuliner lainnya Bagea. Di beberapa daerah Sulawesi, Bagea memang jadi makanan yang populer, bahkan termasuk daftar oleh-oleh favorit. Makanan tradisional ini terbuat dari tepung sagu dan memang banyak ditemukan di Sulawesi. Bagea merupakan kue kering yang memiliki rasa manis dengan tekstur yang cukup keras. Namun, kue kering yang satu ini akan lumer saat masuk mulut sehingga nikmat dan lembut untuk disantap.

Biasanya, bagea juga dipadukan dengan kacang tanah atau biji kenari. Adapun topping atau campuran ini akan tergantung dari komoditas daerahnya. Agar rasanya makin nikmat, bagea sering ditambahkanlah beberapa rempah seperti cengkeh maupun kayu manis. Masyarakat Konawe umumnya menyantap Bagea bersama dengan kopi atau teh.

Bagea, makanan ini nikmat bersama teh dan kopi.

Selain soal cita rasa, pengunjung juga bisa menikmati kuliner dengan suasana pedesaan tempatnya di Galu Resto. Resto ini menyiapkan makanan modern dan tradisonal, lalu berada di tengah persawahan. Hawa sejuk dan semilir angin membuat semakin rileks dan nyaman. Dibuka sejak Mei 2022 lalu, rumah makan yang terletak di Kelurahan Wawotobi, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe ini, kini menjadi salah satu restoran incaran para pencinta kuliner. Panorama yang ada benar-benar memanjakan mata para pengunjung.

Pengunjung Galu Resto bisa memanjakan lidah mereka dengan aneka kuliner yang disediakan oleh pengelola. Di resto ini menawarkan makanan tradisional dan modern. Untuk tradisional ada beragam sajian, seperti paket sinonggi, sambal, ikan, ayam tawaloho, sayur, snack dan lainnya. Lalu, untuk menu modern, tidak kalah resto lainnya. Aneka seafood dipadukan dengan bumbu sedap gurih, ikan bakar, kabengga hingga kangkung pedas nikmat siap saji disantap dengan nasi. Ya restoran ini memiliki banyak sekali menu. Ada juga daging yang disajikan dengan ragam saus dan juga sambal.

Untuk lokasi, Galu Resto sangat dekat dengan ibu kota kabupaten Unaaha. Hanya sekitar 7 menit perjalanan. Akses jalan pun bisa dilalui oleh semua jenis kendaraan. Memasuki kawasan restoran, pengunjung akan disuguhkan gubug-gubug makan lesehan lengkap dengan dekorasinya. Nuansa serba cokelat serta bangunan berbahan kayu-kayuan menambah suasana nyaman. Dalam resto dibangun Gazebo yang terbuat dari atap rumbia dan tiang kayu. Fasilitas lain ada masjid yang dapat digunakan oleh para pengunjung. Kemudian spot foto sangat banyak yang bisa dimanfaatkan setiap jika berkunjung ke resto.

Aneka menu yang disajikan RM Galu Resto di Wawaotobi, Konawe

Putri, mewakili Managament Galu Resto, mengatakan, konsep Galu Resto ini memang mengusung nuansa tradisonal dan modern di tengah persawahan. Pengunjung yang datang diajak menikmati keindahan alam. Di mana, letaknya yang berada di tengah sawah memberikan nuansa kenyamanan seperti berada di desa. “Kami memang membuat suasana baru. Pengunjung akan penasaran untuk datang. Dan alahmdulillah, lebih enam bulan dibuka tempat kami sangat ramai pengunjung,” ucap Putri, kepada wartawan Haluansultra.id.

Menurut Putri, usaha kuliner menjadi peluang besar bagi pengembangan pelaku UMKM. Meski begitu, untuk bisa bertahan setiap owner tidak boleh hanya fokus dalam menghadirkan produk makanan yang nikmat, tapi juga mengutamakan kualitas dan bahan makanan yang sehat juga kenyamanan pengunjung. Artinya, dalam mengembangkan bisnis kuliner, keunggulan rasa dan keunikan produk perlu diiringi dengan kemampuan menarik hati pelanggan, khususnya di tengah ramainya persaingan pelaku usaha. “Kami memiliki pengelolaan managemen yang tertata dan terintegrasi pada suatu jaringan ekonomi kreatif kuliner. Pelayanan, rasa dan kekersihan hal utama dalam resto kami,” bebernya.

Adapun segi harga bervariasi dan masih terjangkau di Galu Resto. Untuk paket berdua hanya dibanderol Rp 65.000. Sementara, jika mengambil paket reservasi untuk 10 hingga 20 orang harga mencapai Rp 2 juta. Biasanya untuk paket besar diambil untuk komsumsi usai pertemuan kantor, arisan juga acara keluarga. Kata Putri, untuk rasa Galu Resto tetap menggunakan bumbu ciri khas Sulawesi. Lalu jika ingin menarik perhatian calon konsumen, hal pertama yang penting untuk dijual adalah tampilan makanan yang menarik dan estetik. Lebih dari itu, pemilihan bahan makanan yang tepat dan segar akan membuat tampilan makanan semakin menggiurkan.

Kabengga tumis cabai yang disajikan di Galu Resto

“Jadi bukan berarti harus mahal, namun pemilihan bahan yang segar dan berkualitas menjadi sebuah keharusan. Tak kalah penting, garnish atau pemanis tampilan, juga dapat membantu meningkatkan daya tarik dari produk makanan yang ditawarkan. Kalau bicara pengunjung kami, banyak wisatawan dari luar Konawe, hingga warga sekitar,” katanya. Galu Resto buka setiap hari kecuali pada hari Jumat dan buka mulai pukul 10.00 Wita hingga 20.00 Wita. Saat ini, Galu Resto pun telah memiliki lebih dari 20 karyawan. Mereka merupakan warga sekitar. Kemudian, soal pajak resto ini juga taat melakukan pembayaran. “Kami bisa membuka lapangan pekerjaan disini. Resto kami juga parkiran luas yang dikelolah oleh remaja Wawotobi,” tandasnya.

Putri menilai, sektor pariwisata di Sultra khususnya Konawe saat ini sedang menggeliat. Oleh karenanya, perlu adanya perhatian dari pemerintah. Sementara untuk untuk promosi kuliner media sosial saat ini telah menjadi ujung tombak medium pemasaran bagi para pelaku usaha, khususnya bagi para pengusaha kuliner. “Setiap pelaku usaha harus bisa menceritakan rasa sebuah santapan secara apik, baik melalui visual, tulisan, maupun dengan bertutur langsung melalui konten video unggahan,” tutupnya. (ADV/HS)

Tinggalkan Balasan