Diskepora Sultra Adakan Seleksi Pemuda Pelopor 2023 untuk Lima Bidang

HALUANSULTRA.ID – Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Diskepora), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), kembali akan mengadakan pemilihan pemuda pelopor tahun 2023. Seleksi rencana akan dimulai Maret tahun ini. Proses akan berlangsung dari tingkat Kabupaten/Kota, lalu dilakukan seleksi ke tingkat provinsi hingga dikirim bersaing ke level nasional sebagai perwakilan daerah. Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Kadiskepora) Sultra, Trio Prasetio Prahasto, mengungkapkan, pemuda pelopor adalah mereka yang mempunyai inovasi dan kreatifitas, untuk mengembangkan berbagai hal seperti pemberdayaan ekonomi, masyarakat, pariwisata, kesehatan maupun pendidikan.

Tujuan dalam kegiatan ini, untuk mendukung pemuda yang memiliki jiwa kepeloporan, memiliki semangat dalam mengembangkan potensi diri merintis jalan melakukan trobosan, menjawab tantangan dan memberikan jalan keluar atas berbagai masalah. “Seleksi pemuda pelopor memiliki tiga tahapan. Maret ini kita akan seleksi di Kabupaten/Kota. Lalu seleksi di Provinsi, Juni dan Juli. Hasil seleksi ini nantinya akan dikirim ke pusat untuk bersaing dengan provinsi lain atau tingkat nasional sekitar Agustus hingga Oktober,” ujar Kadis Senin, 6 Maret 2023.

Menurutnya, lingkup yang akan dilombakan terbagi dalam lima bidang. Yaitu, bidang pendidikan, kesehatan, bidang agama, sosial dan budaya, bidang pengelolaan sumber daya alam, lingkungan dan pariwisata, bidang pangan dan bidang inovasi teknologi. “Insyaallah kita akan mengirim perwakilan yang bisa membanggakan nama daerah,” ucapnya, di ruang kerjannya. Pemilik sabuk hitam Cabor Kempo ini menjelaskan, saat mengikuti lima bidang yang diperlombakan. Tahun lalu, perwakilan Sultra berhasil merebut juara II tingkat nasional.

Kepala Bidang Pengembangan Pemuda, Muhamad Aris

Prestasi membanggakan itu direbut Wa Ode Mutmaimah, pada bidang pengelolaan sumber daya alam, lingkungan dan pariwisata. “Dia (Wa Ode) mengkampanyekan soal lingkungan di Pantai Kamali, Baubau. Dia berhasil mengajak warga untuk membuang sampah pada tempatnya. Intinya memperhatikan lokasi wisata agar terlihat bersih dan indah. Termasuk mempromosikan pariwisata Sultra lewat vidio dan instagram hingga dilihat ribuan orang,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Pemuda, Muhamad Aris, menuturkan, untuk bersaing pada level nasional, lanjut dia, pemuda pelopor memang harus memiliki invasi. Misalnya, bidang pendidikan membuat sebuah buku untuk diedarkan ke sekolah-sekolah. Bidang kesehatan. Ini terkait dengan pemanfaatan technologi. “Tahun lalu juga ada pemuda pelopor kita menemukan alat tes detak jantung, bisa konek di HP,” terangnya. Lanjut di bidang sosial untuk pemuda pelopor Sultra ada membuat program menangani orang gila. “Setiap ada orang gila ditemukan, mereka yang tangani kemudian diserahkan ke keluarganya,” sambung Aris.

Adapun beberapa syarat-syarat untuk menjadi pemuda pelopor, kata Muhamad Aris, warga Indonesia, usia 16 sampai 30 tahun. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela, atau merugikan masyarakat dan/atau lingkungan, dibuktikan dengan Surat Keterangan dari Kepolisian setempat. Belum pernah memperoleh penghargaan kepeloporan tingkat nasional dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Calon peserta pemuda pelopor dapat diusulkan oleh SKPD Kepemudaan Kabupaten/Kota tempat domisili, yang bersangkutan atau SKPD tempat yang bersangkutan beraktifitas dalam kepeloporannya.

Wa Ode Mutmaimah meraih juara II Nasional pada bidang pengelolaan sumber daya alam, lingkungan dan pariwisata.

Selanjutnya, calon peserta pemuda pelopor dari tingkat Kabupaten/Kota yang belum berhasil dapat diusulkan kembali tahun berikutnya sebagai peserta tingkat nasional yang diproses melalui penilaian tingkat Kabupaten/Kota. Danya yang tidak kalah penting, memiliki karya nyata berkualitas dibidang kepeloporannya dan dilaksanakan secara konsisten serta dirasakan manfaatnya bagi masyarakat. Lalu mampu memberikan nilai tambah pada aspek kehidupan masyarakat.

“Jadi kami akan seleksi administrasi, dan turun tim pencari fakta untuk memastikan, apakah pemuda itu benar-benar sebagai penggagas program. Setelah lolos, mereka ke provinsi. Bersaing lalu akan ke pusat. Untuk 2021, dari seluruh bisang yang lolos hanya dua. Yaitu bidang pengelolaan sumber daya alam, lingkungan dan pariwisata dan bidang kesehatan,” jelasnya.

Muhamad Aris menambahkan, kriteria pemenang adalah pemuda/pemudi, harus memberikan dampak positif signifikan dari kepeloporannya, memberikan manfaat yang besar untuk lingkungan dan sekitarnya serta selalu memberikan inovasi baru dari kepeloporannya. “Harapan kita banyak pemuda pelopor yang memiliki ide-ide baru yang dapat memberikan banyak manfaat bagi orang banyak. Lalu menjadi penyemangat bagi pemuda-pemuda di Sultra agar bisa menjadi pelopor atau contoh baik,” tutup Aris. (HS)

Tinggalkan Balasan