Wawancara Khusus Plt. Kadispora Sultra, H. Trio Prasetio Prahasto, “Dispora Ujung Tombak Kepemudaan dan Olahraga”

HALUANSULTRA.ID – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), mensupport penuh pengembangan pemuda dan peningkatan prestasi olahraga. Peran pemerintah daerah melalui Diskepora dalam memaksimalkan pemuda, dan potensi para atlet tentu memerlukan kinerja maksimal. Diskepora harus mampu memunculkan strategi dalam meningkatkan prestasi.

Apalagi, saat ini pemuda dan olahraga tidak dapat lagi ditangani secara sekadarnya, tetapi harus ditangani secara profesional. Era sekarang olahraga telah menjadi sebuah alat ukur prestasi seseorang, sebuah daerah bahkan sebuah negara, sekaligus sebagai parameter kemajuan dan kerjasama yang baik antara masyarakat dan pemerintah. Lantas bagaimana Dinas Kepemudaan dan Olahraga Sultra mendorong kemajuan olaharaga ? Berikut wawancara khusus Plt Kepala Dinas, Dispora Sultra, H. Trio Prasetio Prahasto dengan wartawan HALUANSULTRA.ID.

Bagaimana perasaan Anda menjabat sebagai Plt Kepala Dinas ?

Saya sangat bersyukur mendapat amanah sebagai Plt Kadis dari bapak Gubernur. Kepercayaan yang diberikan merupakan sebuah tanggungjawab yang harus saya jalankan dengan baik. Saya sampai sekarang masih terus bekerja mengawal program pembangunan pasangan Gubernur dan Wagub, H. Ali Mazi-H. Lukman Abunawas. Dalam sektor Kepemudaan dan Olahraga banyak program yang telah kami jalankan, dan alhamdulillah saya didukung oleh teman-teman Kabid dan pegawai yang handal, dan sampai saat ini akan terus mendukung kemajuan pemuda dan olahraga.

Prioritas tugas yang Anda laksanakan ?

Tugas kami yang paling pokok dalam urusan pemerintahan ada dibidang kepemudaan dan olahraga. Tentu ada beberapa hal yang akan menjadi prioritas khususnya kepemudaan mengikutkan pemuda/pemudi dalam perencanaan pembangunan. Pemuda kita siapkan sebagai pemimpin masa depan. Di instansi kami juga ada program kewirausahaan dan kemandirian pemuda. Misalnya, soal kepemudaan itu ada pembinaan penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan pemuda dan kepemudaan terhadap pemuda pelopor provinsi, wirausaha muda, dan pemuda kader provinsi.

Apa para pemuda/pemudi melalui seleksi ?

Tentu harus diseleksi. Contoh terdekat Maret ini, kita akan mulai menggelar seleksi Pemuda Pelopor. Ini terkait pemuda dengan kecerdasan, kreativitas, kemandirian, gotong royong, yang secara konkret menginspirasi pemuda dan masyarakat di sekitar untuk melakukan terobosan, tindakan dan perilaku menjadi suatu karya nyata yang berkualitas dan dilaksanakan secara konsisten yang dirasakan manfaatnya. Proses seleksi itu akan dimulai dari daerah-daerah. Lalu ada juga program pertukaran pemuda lintas provinsi. Ini juga melalui proses seleksi ketat.

Kadispora Sultra, H. Trio Prasetio Prahasto, bersama Kepala Bidang Pengembangan Pemuda, Muhamad Aris

Kalau Bidang olahraga ?

Beberapa program telah kami dirancang tahun ini. Misalnya terkait seleksi juga kejuaraan. Tentu kami akan berkoordinasi dengan KONI sebagai induk olahraga. Khusus menyangkut olahraga, yang terpenting prinsipnya adalah bagaimana kita berupaya untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi olahraga Sultra, baik di tingkat nasional maupun pada level internasional. Salah satu yang sedang menjadi fokus kita adalah melakukan pembinaan dan pembibitan atlit remaja potensial pada cabang-cabang olahraga tertentu, sebagaimana kami lakukan di PPLP (Pusat Pendidikan Latihan Olahraga Pelajar). Dari proses pembinaan tersebut diharapkan prestasi atlit pelajar kita bisa naik ke tingkat yang lebih tinggi. Kita juga sudah melaksanakan try-out untuk menjaring atlet pelajar yang berprestasi. Intinya, pembinaan atlet harus meningkat. Terpenting bagaimana kita buka ruang menciptakan generasi muda berprestasi. Kita harus lebih baik dari sebelumnya.

Bicara PPLP, bagaimana perkembangan PPLP Sultra saat ini ?

Diskepora kini membina lima cabang olahraga (Cabor). Jumlah tersebut berdasarkan instruksi Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Cabor tersebut, Pencak Silat, Karate, Dayung, Taekwondo dan Atletik. Ada pun total atlet berjumlah 28 orang. Rinciannya, 16 pedayung, 6 pesilat, 2 taekowndo, 2 karate dan 2 atletik. Mereka dilatih oleh 9 orang, terbanyak Dayung 4 pelatih.

Hanya lima Cabor saja yang akan jadi prioritas ?

Tidak seperti itu. Semua cabor yang ada di Sultra kami andalkan, dan akan terus kami support agar bisa berprestasi. Untuk Cabor Dayung, memang tetap menjadi andalan. Atlet jebolan PPLP Dayung kerap menjadi tumpuan. Bahkan sudah banyak dari mereka yang menembus Pelatnas hingga berprestasi ke kancah Internasional. Bahkan PON di Papua, lagi-lagi Cabor Dayung sebagai penyumbang medali terbanyak untuk Sultra. Kami tidak pernah menganaktirikan Cabor, semua yang ada dalam naungan KONI Sultra tentu menjadi andalan. Saya beri contoh cabor tinju. Cabor ini tidak masuk dalam PPLP. Tapi saat pra Popnas 2022 ikut bertanding, lolos dan meraih emas. Nah ini tentu juga akan menjadi prioritas kami karena mampu membuktikan bisa bersaing dengan daerah lain.

Total Anggaran PPLP Per Tahun ?

Untuk 5 Cabor kami mendapatkan dana dari Kemenpora itu Rp 1,2 Miliar. Anggaran tersebut yang kami gunakan untuk membiayai atlet kita. Mulai dari makanan, uang saku dan lainnya. Kami sebenarnya ingin banyak Cabor dari Sultra bisa masuk ke PPLP. Ya semua kan tergantung pusat menyetujui atau tidak. Ya pasti kaitannya dengan anggaran.

Hambatan apa yang dihadapi dalam membangun olahraga dan kepemudaan di Sultra ?

Sudah menjadi hal yang wajar dalam pembangunan tidak selalu berjalan mulus. Misalnya bidang kepemudaan harus ditingkatkan sinergitas, karena bukan hanya Diskepora saja yang harus bergerak, tapi butuh peran OPD lain, juga peran masyarakat. Kalau keolahragaan dalam hal apa pun itu kalau mau berkembang memang butuh anggaran. Karena ini menyangkut pembinaan dan soal sarana dan prasarana. Tapi, untuk saat ini sudah ada beberapa GOR dibangun dan dibenahi. Misalnya, GOR Apriyani Rahayu. Terus perbaikan kolam renang. Termasuk lapangan sepakbola, hanya saja ada problem. Pastinya perhatian Gubernur pada sektor olahraga sangat luar biasa. Bahkan Porprov di Baubau-Buton pun di support penuh dan sukses terlaksana. Begitu pun saat PON Papua, anggaran sangat besar digelontorkan semua untuk kemajuan prestasi olahraga.

Kadispora Provinsi Sultra Trio Prasetyo Prahasto (merah depan) meninjau Stadion Betombari

Komitmen Dispora menghadapi persaingan dalam meraih prestasi ?

Pemprov Sultra melalui Dinas Kepemudaan da dan Olahraga terus berkomitmen untuk membina, melahirkan dan menggali bakat-bakat atlet muda yang bermental juara dan pemenang. Mental juara dan pemenang tidak bisa serta merta muncul secara instan. Karena mental itu harus melalui latihan, kerja keras maupun bimbingan yang dimulai sejak dini. Dispora sampai sekarang terus melakukan pembinaan rutin bersinergi dengan KONI Provinsi, KORMI, untuk prestasi. Kalau KORMI olahraga kemasyarakatan diketuai pak Wagub, H. Lukman Abunawas. Tahun ini dapat dana hibah dari Pemprov 1,5 M.

Sudah ada target khusus untuk Popnas September 2023 dan PON 2024 ?

Kalau bicara target pasti kita ingin posisi terbaik. Nah pada Popnas di Palembang nanti, Dayung, Silat dan Tinju kita harap bisa menyumbang medali. Begitu pun di PON Aceh nanti, pasti harus lebih baik dari PON sebelumnya. Dispora ini akan menjadi mediator dan fasilitator antara pemuda dan olahraga. Namun, tentu kita harus terus bersinergi dan berkoordinasi dengan Pengurus-Pengurus cabang olahraga provinsi (pengprov) yang ada di bawah KONI. Bahkan pelatih-pelatih yang kami gunakan di PPLP, merupakan hasil rekomendasi dari pengprov-pengprov. Mereka adalah pelatih berkualifikasi.

Bagaimana reward atlet-atlet Sultra yang telah mengharumkan nama daerah di kancah nasional ?

Pemprov Sultra selalu memberikan penghargaan dan reward kepada atlet-atlet kita yang telah berprestasi. Pemprov, khususnya Bapak Gubernur sangat memperhatikan hal ini. PON Papua misalnya, dana yang dicairkan untuk bonus mencapai Rp 5,5 Miliar untuk atlet dan pelatih. Medali emas Rp 100 juta, medali perak Rp 75 juta dan medali perunggu Rp 50 juta. Atau Rp 4,3 M atlet, pelatih 1,2 M. Bonus tersebut merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam keikutsertaan Sultra pada PON Papua yang diselenggarakan Oktober 2021 lalu. Dananya itu kami transfer ke rekening masing-masing.

Harapan Kedepan ?

Harapan saya ke depan, kebetulan saya ditugaskan disini, di Dinas Kepemudaan dan Olahraga. Tentu sebagai ujung tombak. Saya ingin membangun olahraga di Sultra lebih maju dan berprestasi. Untuk pemuda/pemudi harus lebih mandiri. Saya ingin prestasi olahraga Sultra dapat bersaing pada level teratas, disegani oleh daerah mana pun. Begitu pun pemuda dan pemudi, punya inovasi dan kretifitas. Insyaallah, pola pembinaan terprogram dan terarah secara berkesinambungan, akan membuat kita semakin maju dalam mensupport program pembangunan daerah. (*)

Tinggalkan Balasan