Dokter Cantik yang Aniaya dan Sekap Apoteker Sampai Muntah dan Pingsan Diringkus

HALUANSULTRA.ID – Kepolisian Resort Kota Kendari akhirnya meringkus, dr. Ershanty Rahayu Safitrinas Yasin (31), oknum dokter tersangka penganiayaan karyawan apotik di Kota Kendari. Kasat Reskrim Polresta Kendari, AKP Fitrayadi mengatakan, Dokter tersebut dilaporkan telah melakukan penganiayaan terhadap korban bernama Zarah Sagita Tawulo (25) yang bekerja sebagai penjaga apotek (apoteker) milik terduga pelaku.

“Kejadian 30 November 2023, pukul 08.00 Wita. Awalnya tersangka menemukan percakapan di WAG apoteker klinik milik tersangka. Dalam WAG itu ditemukan ada percakapan yang membuat si dokter ini tersinggung dan marah, sehingga memanggil 3 orang member WAG dan lansung melakukan penganiayaan terhadap ketiganya yang mengakibatkan korban/pelapor pingsan,” kata Kasat, melalui rilis resmi, Sabtu 2 Desember 2023, pagi.

Tersangka lanjut Kasat, ditangkap Jumat, 1 Desember 2023 sekitar pukul 22.00 Wita di Jl. Samratulangi Kelurahan Mandonga, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari. Tersangka ditangkap berdasarkan bukti permulaan yang cukup telah melakukan dugaan penganiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 351 ayat (1) KUHP dengan ancaman 2,8 tahun penjara. “Setelah ditemukan bukti permulaan yang cukup, tersangka kami tangkap setelah sebelumnya dilakukan pencarian pada beberapa tempat di Kota Kendari,” terangnya.

Untuk diketahui, dr. Ershanty Rahayu Safitrinas Yasin melakukan penganiayaan di Apotek miliknya di jalan Malik Raya, Kelurahan Korumba, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Sultra. Zarah Sagita Tawulo menceritakan peristiwa naas yang terjadi terhada dirinya. Awalnya pergi di apotek pukul 07.35 WITa, selesai membersihkan dipanggil untuk naik di lantai dua, ternyata pintu terkunci. Kemudian dipanggil masuk di dalam ruangan dr. Ershanty Rahayu Safitrinas Yasin, di tempat itu sudah ada teman atau karyawan lainnya. “Menangis, diam, ketakutan. Saya tanya namun tidak menyahut,” ungkap Zarah Sagita Tawulo, Jumat (1/12/2023) saat ditemui di rumahnya.

dr. Ershanty Rahayu Safitrinas Yasin tambahnya, sudah ada di dalam ruangan tersebut, setelah ia duduk di kursi langsung diperlihatkan handphone dan bertanya apa maksudnya bicara seperti itu.
“Yang diperlihatkan itu isi chatingan atau percakapan kami di dalam group. Apa maksudmu chat seperti itu, dia (dr. Ershanty Rahayu Safitrinas Yasin marah langsung dia tampeleng pipi saya hingga putus tali maskerku,” ungkapnya.

“Kemudian dia jambak rambutku dan dia tendang-tendang saya sambil dia berkata kenapa kobilangi bekek suamiku (Dewa, red). Kohina suamiku sama kohina juga saya. Paling tidak suka kalau saya dihina,” tambahnya. Selanjutnya dr. Ershanty Rahayu Safitrinas Yasin, memukul korban menggunakan tempat tisue dan botoh teh pucuk di bagian lengan kiri dan kanannya hingga memar. “dr. Ershanty Rahayu Safitrinas Yasin juga mengancam akan melaporkan kami soal pencemaran nama baik, pelanggaran IT akibat percakapan kami di group khusus karyawan,” bebernya.
“Di lantai dua saya dianiaya mulai jam 8 sampai jam 12 siang,” sambungnya.

Setelah itu, pukul 13.00 WITa di lantai satu dr Kardin marah lagi karena melihat percakapan group, Dewa disebut bencong. “Dihantam rahang sampai berdengung pendengarannya. Disitumi saya pingsan. Setelah sadar saya pikir sudah selesai, namun dr. Ershanty Rahayu Safitrinas Yasin memanggil karyawan lain dan menyampaikan kenapa kamu lebih pilih apotekermu dari pada saya. Sementara saya yang gaji kamu,” beber Zarah yang menirukan ucapan dr. Ershanty Rahayu Safitrinas Yasin. “Saya dianggap sebagai provokator, sementara saya tidak pernah menghasut teman (Karyawan, red) lain untuk berbicara tidak bagus. Chatingan di group itu sesuai yang mereka rasakan,” kata Zarah.

Korban, Zarah Sagita Tawulo, memperlihatkan bukti laporan polisi.

Dalam kesempatan itu, Zarah menyampaikan bahwa dirinya sempat muntah dua kali karena tidak dikasih makan sama dr. Ershanty Rahayu Safitrinas Yasin. “Dari pagi jam 8 sampai jam 4 sore saya tidak dikasih makan hingga saya dijemput dengan orang tua bersama keluarga,” paparnya. Selain itu, Zarah menjelaskan awalnya ia dijemput dengan adenya, namun dr. Ershanty Rahayu Safitrinas Yasin mengatakan bahwa dirinya (Zarah, red) sudah pulang. Kemudian dijemput lagi sama teman tetapi dr. Ershanty Rahayu Safitrinas Yasin menyampaikan hal yang sama.

“Tetapi temanku tidak langsung pulang, namun cerita-cerita dengan karyawan apotek hingga akhirnya dikasih tau kalau saya ada di ruangannya dokter. Selanjutnya temanku menelpon orang tua dan keluarga dan datang menjemput saya,” tandasnya. Atas kejadian itu dirinya mengalami trauma, karena selama ini tidak pernah dipukul dengan orang tua. “Pada dasarnya peristiwa pemukulan itu baru pertama kali terjadi. Saya tidak pernah mengalami kekerasan apalagi hingga pingsan,” tandasnya.

Sementara itu, orang tua korban, Umar Tawulo mengatakan atas peristiwa yang menimpa putrinya telah dilaporkan kepada pihak kepolisian. Dan ia memastikan bahwa laporan itu tidak akan diatur damai. “Pasti kita selesaikan. Nanti hukum yang akan mengadili perbuatan dr. Ershanty Rahayu Safitrinas Yasin,” ungkapnya. (HS/Andri)

Tinggalkan Balasan