HALUANSULTRA.ID- Masa tenang Pilkada serentak 2024 akan tiba, rentang waktu 23 hingga 26 November yang diharapkan menjadi jeda dari riuh kampanye. Namun bagi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), ketenangan ini bukanlah isyarat rehat. Di balik layar, mereka bersiap melakukan patroli pengawasan, sebuah langkah yang lebih mirip perang tanpa senjata daripada sekadar menjaga ketertiban.
“Kami menyebutnya masa tenang, tapi bagi Bawaslu, ini adalah masa sibuk,” ujar Ketua Bawaslu RI, Rahmat Bagja, di tengah briefing yang penuh ketegangan, Kamis pagi. Patroli ini tak sekadar berjalan tanpa tujuan. Seluruh Bawaslu daerah berkoordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan aparat keamanan.
Target utama mereka jelas: menghentikan manuver politik uang dan pembagian sembako di detik-detik terakhir sebelum pemilihan. Taktik yang sering membungkus kepentingan licik dengan wajah amal. Di ruang lain, Puadi, anggota Bawaslu RI, menegaskan ancaman yang mengintai. “Pelanggaran politik uang biasanya meningkat di masa seperti ini. Oknum-oknum menawarkan uang demi memastikan suara,” katanya.
Suara tegas itu menggema, seperti alarm yang membangunkan seluruh pengawas dari zona nyaman mereka. Tak hanya uang yang menjadi jebakan. Dari bilik tersembunyi, ada pula strategi gelap lain yang bersiap mencuri legitimasi pemilih. “Kami harus siaga, menjaga setiap detail hingga penghitungan selesai. Tidak boleh ada pengawas yang terlena oleh angka-angka statistik yang menenangkan,” lanjut Puadi.
Di balik patroli ini, ada kesadaran yang membakar: demokrasi bukan hanya soal suara, tetapi juga kepercayaan. Setiap pelanggaran, sekecil apa pun, adalah retakan pada fondasi yang susah payah dibangun. Namun, tantangan tetap besar. Tanpa kewenangan untuk menggeledah atau memaksa, Bawaslu bertumpu pada kerja sama dengan Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu), kejaksaan, dan kepolisian.
“Ini menutupi kelemahan kami. Sebuah sinergi untuk menjaga keadilan pemilu,” ungkap Puadi. Dan begitu matahari tenggelam pada 22 November, ketika sirene kampanye resmi terdiam, Bawaslu akan menyalakan lampu mereka sendiri—menyusuri jalan-jalan sepi, melintasi lorong-lorong politik, memastikan masa tenang tidak ternoda oleh bisikan gelap mereka yang ingin merusak suara rakyat. (HS)