Ciptakan Ketergantungan, Efek Judi Online Sama Seperti Merokok

HALUANSULTRA.ID – Judi online telah membawa beragam dampak negatif bagi para pemainnya, mulai dari masalah finansial hingga gangguan kesehatan mental. Kementerian Komunikasi dan Digital menyebut bahwa aktivitas ini dapat memicu stres kronis, kecemasan, hingga depresi pada pemain.

Salah satu tokoh yang aktif mengedukasi masyarakat tentang bahaya judi online, Ferry Irwandi, menyatakan, judi online menciptakan adiksi yang kuat pada para pemainnya.

“Nah sekarang ini ngomong lagi soal behavior masyarakat yang sudah melekat, para pemain judi online itu, mereka bukannya tidak tahu mereka sedang dibodohi, tapi, hormonal orang yang sudah ketagihan, adiksi,” kata Ferry dalam diskusi publik Forwat X DANA “Memutus Mata Rantai Judi Online Demi Ekosistem Digital yang Sehat” yang berlangsung pada Jumat, 29 November 2024.

Ferry menjelaskan, judi online memiliki efek serupa dengan rokok, menciptakan ketergantungan yang kuat. Para pemain tidak lagi bermain demi merasakan sensasi kemenangan atau menghindari kekalahan, melainkan karena dorongan adiksi yang telah menguasai mereka.

“Sama kaya semua perokok, mereka tahu itu tidak sehat, tapi ya we need to smoke. Dan kaya main judi, bukan lagi sensasi menang, atau kalah lagi yang dicari, ketika rolade itu diputar, maaf, itu ibarat cuma dengan judi kamu bisa ejakulasi berkali-kali,” ujarnya.

Fakta ini diperkuat oleh bukti riwayat transaksi judi online yang diungkap Deputi Analisis dan Pemeriksaan PPATK, Danang Tri Hartono. Dalam presentasinya, Danang menunjukkan bagaimana seorang pemain terus melakukan deposit meski mengalami kekalahan berulang kali.

Bahkan, dalam keterangan transfernya, pemain tersebut kerap menyampaikan makian atau permohonan kepada bandar: “Asu bandar mati aja lo” “Depo lagi depo lagi rungkad” “Kasih menang dong saya yatim” “Kalau kalah lagi saya gak main” “Judi sesat”.

Keterangan ini mengilustrasikan bagaimana adiksi judi online dapat membuat pemain kehilangan kendali atas keuangan mereka, bahkan ketika mereka sadar sedang ditipu. Ferry menggambarkan persoalan ini seperti benang kusut yang sulit diurai, terutama karena para bandar berada di luar negeri.

“Bandarnya berada di luar negeri, mau bakar server, servernya sudah di luar negeri,” katanya. Namun, ia tetap optimis, kerja sama antara pemerintah dan berbagai stakeholder dapat membantu mengatasi masalah ini. “Kita sama-sama cari jalan menangani masalah ini,” tambah Ferry. Ia percaya bahwa melalui edukasi dan pendekatan yang tepat, masyarakat dapat terbebas dari jerat adiksi judi online. (Herald)

Tinggalkan Balasan