Fenomena Lonjakan Kasus di Jembatan Bahteramas : Urgensi Pendekatan Psikologi Islam dalam Menangani Kesehatan Mental

HALUANSULTRA.ID – Masyarakat Kota Kendari digemparkan oleh meningkatnya kasus kehilangan harapan hidup, khususnya yang terjadi di sekitar Jembatan Bahteramas. Fenomena ini menimbulkan keprihatinan mendalam dari berbagai pihak, termasuk kalangan akademisi yang menilai persoalan kesehatan mental perlu mendapatkan perhatian lebih serius.

Amril, S.Pd.I., M.Si., Ketua Program Studi Psikologi Islam Universitas Muhammadiyah Kendari (UMKendari), menyampaikan bahwa tren ini menunjukkan adanya kegentingan dalam menyikapi kondisi mental masyarakat. Ia menekankan bahwa gangguan psikologis bukan hal yang layak dijadikan bahan candaan atau dianggap remeh.

“Kualitas kesabaran setiap orang berbeda. Ketika Allah memberi ujian, itu karena Allah percaya kita mampu melewatinya. Ujian tidak untuk merendahkan, tapi untuk mengangkat derajat manusia,” ujar Amril dikutip dari laman resmi UMKendari.

Akar Permasalahan dan Sensitivitas Sosial

Menurut Amril, faktor utama yang mendorong seseorang sampai kehilangan harapan hidup umumnya adalah depresi berat. Pemicunya beragam, mulai dari tekanan ekonomi, hubungan personal, hingga masalah yang tidak selalu dapat diungkapkan. Ia menambahkan, kurangnya ruang aman untuk berbagi sering membuat seseorang merasa terasing dan menutup diri dari bantuan.

“Banyak yang enggan mencari pertolongan profesional karena tidak terbiasa membuka diri. Di sinilah pentingnya kita sebagai masyarakat untuk lebih peka terhadap perubahan sikap atau emosi orang di sekitar kita,” katanya.

Peran Keluarga dan Lingkungan

Keluarga dan lingkungan sosial dinilai memiliki posisi penting dalam menjaga keseimbangan psikologis seseorang. Amril mengingatkan bahwa ucapan atau tindakan kecil dapat berdampak besar bagi mereka yang sedang dalam tekanan.“Persepsi itu sangat subjektif. Apa yang bagi kita hanyalah gurauan, bisa menjadi luka bagi orang lain. Berhenti membandingkan pencapaian orang, karena setiap individu punya jalur hidup masing-masing,” ujarnya.

Solusi dari Psikologi Islam

Psikologi Islam menawarkan pendekatan yang menyeluruh dalam menangani gangguan psikologis, dengan mengintegrasikan aspek spiritual ke dalam proses pemulihan. Praktik dzikir, refleksi, dan mendekatkan diri kepada Tuhan dinilai bisa menjadi metode terapi yang membantu seseorang kembali menemukan makna hidupnya. “Psikologi Islam tidak hanya fokus pada pengobatan gejala, tetapi juga penguatan spiritual dan moral individu. Ini memberi daya tahan batin yang lebih kokoh dalam menghadapi ujian hidup,” jelas Amril.

Layanan Konseling Gratis Terbuka untuk Umum

Sebagai bentuk kontribusi nyata, Program Studi Psikologi Islam UMKendari menyediakan layanan konseling gratis, yang terbuka untuk mahasiswa maupun masyarakat umum. Layanan ini dapat diakses baik secara langsung maupun daring, cukup dengan menghubungi nomor 0822-2687-8948. “Kami siap memberikan pendampingan psikologis, baik online maupun tatap muka. Saat ini kami memiliki dua tenaga profesional yang siap mendengar dan membantu,” ujarnya.

Upaya Edukasi Preventif

Tak hanya menangani kasus, Prodi Psikologi Islam juga aktif mengedukasi masyarakat lewat kampanye media sosial, kolaborasi dengan komunitas, hingga distribusi materi edukatif. Edukasi ini bertujuan mendorong kesadaran bahwa menjaga kesehatan mental adalah langkah awal yang krusial, bukan hanya saat krisis terjadi. “Kami sedang menjajaki kerja sama dengan pemerintah daerah agar upaya edukasi dan intervensi psikologis ini bisa lebih masif. Kami tidak ingin bergerak sendiri,” ungkap Amril.

Harapan untuk Generasi Muda

Amril menyampaikan pesan khusus kepada generasi muda di Kota Kendari, bahwa tidak ada salahnya mencari bantuan ketika merasa tak mampu menghadapi beban hidup seorang diri. “Jangan kehilangan harapan. Dalam Islam, iman memang menjadi kekuatan utama, tapi kita juga butuh dukungan dari sesama. Bahkan para nabi sekalipun membutuhkan kerabat dalam menghadapi tantangan. Jangan ragu mencari teman yang bisa menguatkan,” pungkasnya. (HS)

Tinggalkan Balasan