Reses Perdana 2022, Legislator DPRD Sultra La Ode Tariala Terima Banyak Keluhan Sekolah Tak Miliki Pagar

HALUANSULTRA.ID,MUNA – Anggota Komisi III DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra), La Ode Tariala, dari Daerah Pemilihan (Dapil) III meliputi Muna, Muna Barat dan Buton Utara menggelar reses perdana tahun 2022. Selama tujuh hari, legislator asal NasDem tersebut turun menemui warga demi menjaring aspirasi.

Dalam kesempatan tersebut, La Ode Tariala mengatakan, kegiatan ini merupakan agenda wakil rakyat yang sudah terjadwal. Ini suatu momentum untuk mendekatkan setiap anggota dewan dengan warga sekaligus wadah untuk menyerap aspirasi masyarakat pada daerah pemilihan masing-masing. Tariala pun mengaku banyak mendapatkan aspirasi masyarakat terkait berbagai permasalahan yang terjadi lapangan. Khusus soal infrastruktur pendidikan.

Suasana reses Anggota Komisi III DPRD Sultra, La Ode Tariala

Misalnya, saat menggelar pertemuan di Aula SMK 3 Raha. La ode Tariala menjelaskan ada keluhan dari SMA, SMK dan SLB se-Sultra tentang kondisi keamanan sekolah yang kurang memadai. “Masih banyak sekolah di lingkup Kabupaten Muna yang belum memiliki pagar. Ini tentu berhubungan dengan kenyamanan dalam aktivitas belajar mengajar. Dan ini sudah menjadi keluhan hampir semua sekolah se-Sultra mengenai pembangunan pagar sekolah yang tidak bisa menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK), melainkan menggunakan Anggaran Pendapat Belanja Daerah (APBD),”ujar Tariala, Rabu (2/2/2022).

Tariala menrgaskan, akan membantu untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat semaksimal mungkin. Termasuk pengadaan sound system di masing-masing sekolah. “Saya akan mengusulkan ke DPRD Sultra pada saat pembahasan APBD Perubahan Agustus 2022 mendatang, mengingat pembahasan anggaran DPRD provinsi hanya dua kali dalam setahun, pertama APBD Induk dan APBD perubahan,”jelasnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan (KCD) Muna, Yamir, berharap agar pemerintah provinsi dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan sekolah, terutama kebutuhan siswa dan kesejahteraan guru, mengingat banyaknya kegiatan perlombaan Sekolah di Muna yang dilakukan sampai tingkat Kabupaten saja.

Alasannya, anggaran untuk maju ke tingkat Provinsi tidak memadai. Yamir pun berharap dengan adanya Reses ini keluhan masing-masing sekolah dapat diteruskan ke Pemerintah Provinsi agar bisa mendapat bantuan.

“Ada a 49 SMA, 24 SMK dan 24 SLB di kabupaten Muna yang tercatat dan beberapa diantaranya belum memiliki fasilitas sekolah yang memadai, bahkan ada puluhan sekolah yang belum memiliki pagar,” terangnya.

Bisa soal keamanan kata Yamir, aktivitas belajar mengajar sangat terganggu karena banyaknya bintang ternak yang masuk dilingkungan sekolah. Kemudian masalah guru honorer yang belum semua memiliki Surat Keputusan (SK) Gubernur. Hal itu juga berdampak pada kesejahteraan. .

“Saat ini kesejahteraan siswa sudah diperhatikan oleh pemerintah melalui bantuan beasiswa miskin, tentu itu terwujud melalui kegiatan-kegiatan Reses seperti ini. Semoga pertemuan ini kembali membuahkan hasil yang baik bagi masyarakat kabupaten Muna pada umumnya khususnya masyarakat dilingkup Pendidikan,”harapnya. (Adv)

Reporter : Krismawan

Tinggalkan Balasan