HALUANSULTRA.ID,KENDARI – Sejumlah warga mengamuk di Kantor Dinas Sosial Kota Kendari, Kamis (24/2/2022). Emak-emak marah karena anggaran bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) ada potongan di Kelurahan Wawowanggo, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pantauan haluansultra.id, mereka marah-marah dan terlibat adu mulut dengan pegawai Dinas Sosial lantaran saldo bantuan PKH tak sama seperti biasanya. Perbedaan saldo terpotong itu bervariasi, ada yang Rp500-an lebih bahkan ada warga tak menerima sama sekali.
Salah seorang penerima bantuan PKH, Endang mengaku, biasanya dia mendapat bantuan itu sebesar Rp1.350.000. Tetapi, saldo masuk hanya Rp725 ribu saja. Sama halnya dengan Belasari. Jumlah saldo yang selama ini dia terima sebesar Rp750 ribu tetapi kali ini hanya Rp225 ribu saja. “Kita tidak tahu apa penyebabnya. Kalau yang 2 kali sebelumnya saya dapat 750 ribu, tapi bulan ini hanya 225 ribu saja,” kesal Belasari, Kamis (24/2/2022).
Emak-emak lainnya, Wa Ode Uji. Dia biasanya mendapat bantuan PKH ini sebesar Rp500 ribu. Nah, kali ini harus menjerit karna bantuannya tak cair. “Saldo saya tidak ada isinya,” ujarnya.
Tak hanya ketiganya, sejumlah masalah dalam penerimaan bantuan PKH ini juga dialami oleh ibu rumah tangga lainnya. Akibatnya, mereka bertandang di Dinsos Kota Kendari dan meminta penjelasan terhadap yang bertanggungjawab.
Sementara itu, Koordinator PKH Kota Kendari, Jasman mengatakan, dalam pencairan tahap 1 di tahun 2022 ini memang banyak kendala yang dihadapi mulai dari NIK, KK dan administrasi lainnya. Apalagi data penerima bantuan yang digunakan adalah data pemuktahiran di pencairan keempat tahun 2021.
“Solusinya kalau yang itu seharusnya di Capil (Catatan Sipil). Saat ini pihak kami sedang melakukan pengimputan data-data yang berhak nemerima bantuan itu. Kami juga berharap agar masyarakat bisa bersabar dan menunggu pencairan di gelombang berikutnya,”paparnya
Ia menambahkan, selama pemberian bantuan ini berbasis TIK Dinsos menemukan banyak masalah apalagi ada jumlah keluarga yang bertambah, meninggal dunia, data doble, 1 nama 2 rekening dan sejumlah masalah lainnya.
Reporter : Krismawan