Nikmatnya Kopi Tolaki yang Rendah Kafein, Paling Pas Buat Pecinta Kopi

HALUANSULTRA.ID, KONAWE SELATAN – Sudah bukan rahasia lagi bila Indonesia dikenal sebagai surga kopi dunia. Kopi adalah minuman paling populer dengan berbagai jenis seperti Arabika maupun Robusta. Bagi anda penikmat kopi, kalau ditantang mencicipi varian kopi baru pasti langsung girang, karena ini akan jadi pengalaman menarik dan bisa menambah referensi. Kalau anda termasuk salah satu dari mereka, rasanya tidak lengkap kalau tidak mencoba salah satu kopi terbaik yang dimiliki bangsa ini, kopi Tolaki. Kopi khas dari provinsi Sulawesi Tenggara ini sangat nikmat bahkan sudah diekspor ke berbagai negara dan tanggapannya pun positif.

Kebiasaaan minum kopi di Sulawesi Tenggara, memang sudah dilakukan sejak dulu, tepatnya sejak zaman Belanda. Komoditi kopi kini telah menjadi tuan rumah di negeri sendiri, ditandai dengan bermunculannya pengusaha lokal yang membangun kedai di berbagai kota di seluruh Indonesia. Tren ini pun diikuti dengan semakin menjamurnya bisnis kedai kopi atau coffee shop, serta semakin meningkatnya tren minum kopi, terutama di kalangan milenial.

Pohon Kopi yang ada di Kecamatan Landono, Kabupaten Konawe Selatan

Produksi di daerah Kecamatan Landono dan Mowila, Kabupaten Konawe Selatan, kopi Tolaki kini menjadi komoditas andalan yang dimiliki para petani dan pemerintah daerah. Bicara citarasa, kopi Tolaki lebih shop dan lembut. Bahkan berdasarkan hasil uji dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kadar kafein kategori sangat rendah. Produk Kopi Tolaki saat ini terus dikenalkan kepada masyarakat luas baik domestik hingga internasional melalui pameran UMKM.

Bahkan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Selatan (Konsel), dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sudah menjalin kerja sama yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU), dalam pengembangan desa devisa melalui produk Kopi Tolaki yang kini dalam proses pemasaran atau ekspor. Kepada Haluansultra.id, owner Kopi Tolaki, Asri membeberkan, setiap bulan kopi Tolaki bisa memproduksi 1 hingga 2 ton.

Kopi Tolaki sudah dalam bentuk kemasan.
 

Kopi tersebut merupakan hasil perkebunan di atas lahan ratusan hektar yang dikelola oleh para petani. Pemrosesan kopi sebelum dapat diminu cukup panjang. Dimulai dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun dengan tangan. Kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangraian dengan tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian biji kopi digiling atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum.

“Produksi Kopi Tolaki kita mulai dengan pemilihan biji kopi terbaik, lalu diproses menggunakan teknologi yang cukup modern dan higeinis. Hasil dari olahan tersebut kemudian dikemas lalu dipasarkan. Kalau lokal itu sampai daerah kepulauan. Kalau nasional, sudah sampai Malang, Surabaya, Jakarta dan lainnya. Bahkan kita ekspansi ke Turki ya. Bicara luar negeri kami sudah ekspor ke berbagai negara,” bebernya.

Kopi Tolaki, rasanya nikmat tidak bikin berdebar-debar.

Terkenal karena cita rasa kopi yang begitu enak dan tidak bikin jantung berdebar-debar, kesegaran kopi Tolaki mampu membuat semua orang menyukainya. Karena nikmatnya, kopi sudah tersebar diberbakai warung kopi hingga toko oleh-oleh. Untuk mendapatkan rasa otentik dari kopi Tolaki, kamu disarankan tidak usah, menambah sedikit gula putih, karena hanya akan menghilangkan taste asli. Cukup diseduh dengan air panas, lalu diaduk, didiamkan sejenak, lalu diminum. Namun kalau suka rasa manis, kamu bisa menambahkan gula sesuai selera. Kuncinya adalah menggunakan air mendidih agar gula dan kopi segera larut sehingga rasa aslinya langsung keluar.

Jenis kopi Tolaki adalah robusta. Berdasarkan catatan dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) menyatakan bahwa jenis Kopi Robusta dan Liberica masih sangat potensial untuk dikembangkan di Daerah Kawasan Timur Indonesia. Sultra memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan karena punya dataran rendah dan sangat potensial untuk menjadi salah satu daerah penghasil kopi, khususnya untuk jenis Robusta.

Kopi hasil perkebunan di Konsel yang sudah dikeringkan siap untuk diolah.

Menurut Asri, pengembangan komoditas ini sejalan dengan visi Pemkab Konsel untuk mendorong Desa Maju, Konsel hebat. Terlebih, daerah yang saat ini dipimpin H. Surunuddin Dangga ini merupakan salah satu wilayah dengan potensi pengembangan komoditas kopi yang tinggi. “Kopi Tolaki banyak diminati segala kalangan. Kami juga beryukur bisa mempekerjakan banyak karyawan. Ada yang khusus memetik, ada bagian sortir hingga, produksi hingga pengemasan,” sambung Asri.

Lalu bagaimana dengan Harga ? kata Asri, kopi Tolaki murah meriah. Jika datang langsung ke lokasi produksi di Desa Tridana Mulya, Kecamatan Landono, harga mulai Rp 10 ribu hingga ratusan ribu. Semua tergantung permintaan. Adapun pasaran untuk toko oleh-oleh ada yang Rp 15 ribu. Kopi Tolakijuga melayani market place di jual beli online ada pun harga tergantung jenis ukuran untuk kopi robusta proses natural dan produk robusta wine. “Alhamdulillah kami selalu mendapatkan support dari Dekranasda Konsel, pemerintah daerah, provinsi juga Bank Indonesia,” tutupnya. (ADV).

Tinggalkan Balasan