Kain Tenun Konasara, Memukau Dalam Fashion, Lembut dengan Warna Kekinian

HALUANSULTRA.ID – Sulawesi Tenggara memiliki kain tradisional, yaitu tenun. Pembuatan kain tenun tersebut dikembangkan oleh setiap 17 Kabupaten dan Kota yang ada saat ini, secara turun temurun. Kain tenun di Sultra dipandang sebagai benda berharga milik keluarga yang bernilai tinggi. Pembuatan kain tenun dilakukan dengan tingkat kesulitan tinggi. Hal ini karena, tenun dibuat dengan tangan dalam waktu yang tidak singkat. Nilai tenun yang tinggi membuat harga kain tenun dapat mencapai ratusan puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Sulawesi Tenggara memang memiliki banyak motif kain tenun yang tidak kalah dengan daerah lainnya di negeri ini. Barang unik peninggalan budaya ini tentu memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan maupun pecinta budaya. Salah satunya motif Kalosara atau lebih dikenal dengan tenun Konasara dari Kabupaten Konawe Utara. Tenunan yang sangat indah pada selembar kain oleh para pengrajin membuat busana tersebut lebih kelihatan mahal dan penuh filosofi.

Tenunan ini bahkan telah menjelajahi diberbagai ajang pemeran tingkat nasional. Seperti tampil di Jakarta Fashion Food and Fastival 2023, kemudian dipamerkan saat acara Fashion Week (IFW). Lalu, pernah juga digunakan oleh artis Inul Daratista. Busana dari bahan kain tenun Konasara tersebut terinspirasi dari Gunung Oheo. Gunung yang juga dikenal dengan nama Gunung Pariama tersebut adalah lambang dari Kabupaten Konawe Utara. Terkini busana tersebut telah memadukan gaya etnik yang dipadukan dengan gaya busana modern menggunakan motif kain tenun motif Konasara dan warna kebesaran Kabupaten Konut.

Yeni, salah seorang peminat kain tenun Konasara mengaku sangat senang dengan perpaduan tenun yang dirancang oleh Dekranasda Konut bersama desainer ternama. Menurutnya, busana yang dipamerkan maupun dipajang saat pameran lokal mau pun nasional kerap menjadi incaran pengunjung. “Tenun Konasara miliki warna kekinian, lembut, warna alami. Sangat indah jika digunakan. Desain tenunan Konut punya daya tarik tersendiri,” katanya.

Tenunan Konasara yang dipamerkan di Jakarta.

Sebelumnya, Ketua Dekranas Konawe Utara, Hj Nurponirah Ruksamin melalui pengurus Dekranas Konut, Ery Husaeny mengatakan, tenun konasara dihasilkan melalui berkat kepemimpinan ketua Dekranasda Konut, Norponirah Ruksamin yang bekerjasama dengan desainer Defrico Audy. “Kita bersyukur tenun Konasara sudah tampil dikancah nasional dan sangat memukau,” katanya. Menurut Ery, Defrico Audy terinspirasi dari sebuah mimpi indahnya saat berlibur di Kota Paris.

Rancangan indah dan menawan tak lepas dari peran besar tim Dekranasda Konut kerjasama Pemda Konut, serta Bagian Umum dan Kesehatan yang mampu mengkolaborasikan pakar-pakar ahli, serta desainer bidang modeling sehingga mampu menciptakan kostum yang moderen berkelas dan memiliki nilai tinggi. “Semangat Ketua Dekranasda Konut, ibu Nurponira Ruksamin luar biasa mendorong kemajuan karya-karya masyarakat lokas hingga sukses sampai tingkat nasional. Kami juga memang menggandeng desainer ternama yaitu Defrico Audy,”kata Ery.

Sultra memiliki kekayaan seni dan budaya yang begitu beragam, mulai dari batik hingga tenunan khas masing-masing daerah kian diminati banyak masyarakat, mulai dari wisatawan lokal hingga mancanegara. Lewat tangan-tangan terampil para pelaku seni, tenunan khas daerah begitu mempesona dengan ragam corak yang menggambarkan budaya masing-masing daerah.Kain tenun kini sudah menjadi ciri khas dari daerah masing-masing, dengan berbagai corak dan warna. Mulai dari tenunan Kota Kendari, Muna, Wakatobi, Buton, Konawe, Konsel, Konut, Bombana dan daerah lainnya. (HS)

Tinggalkan Balasan