brwonte
bagea werk mete

Sekda Sulawesi Tenggara Lepas Puluhan Penari Lulo Alu ke Istana Negara

HALUANSULTRA.ID – Pj Gubernur Sulawesi Tenggara, melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Asrun Lio, melepas secara resmi 39 penari penari kolosal Lulo Alu yang akan tampil di Istana Negara Jakarta, saat peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia 2024.

Dalam sambutannya, Sekda mengatakan tampilnya tim penari dari Sultra merupakan kebanggaan. Ia pun mengucapkan terima kasih atas kepercayaan besar yang diberikan oleh Istana Negara. “Saya pribadi sangat bangga karena ini merupakan permintaan langsung dari istana negara. Istana meminta tari tradisional kita untuk tampil saat HUT,” kata Asrun Lio.

Asrun Lio menginginkan, kesenian daerah terpromosi di tingkat nasional maupun internasional. Ia juga mengingatkan sebagai duta Sultra agar menunjukan kebolehannya karena akan menjadi gambaran dan promosi serta pelestarian budaya. “Tari lulo alu ini yang menjadi milik masyarakat Sultra yang harus terus dilestarikan, dan tari lulo ini sudah menjadi salah satu budaya tak benda yang sudah mendapatkan pengakuan secara nasional,” pesannya.
“Saya minta jadikan lah kesempatan ini sebagai ajang untuk menunjukkan bakat dan kemampuan terbaik dari anak-anakku sekalian,” sambung Asrun Lio.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Sultra Belli Harli Tombili mengungkapkan bahwa pengiriman kontingen penari tersebut merupakan kali kedua untuk Sultra. Sebelumnya Sultra telah mengirim kontingen Tari Lumense​​​​​​​.

“Dua tahun lalu kita tampil pada pagi hari, dan tahun ini kita akan tampil pada sore hari,” ujarnya. Dia menyebutkan bahwa pihaknya menyiapkan sebanyak 39 orang yang berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bombana, untuk penyiapan tenaga penari dan pelatihnya. “Tarian Lulo Alu yang akan dibawakan ini berasal dari Kabupaten Bombana,” jelas Belli.

Belli menjelaskan bahwa tarian Lulo Alu tersebut merupakan tradisi dari masyarakat di masa lalu seusai musim panen padi. Setelah hasil panennya melimpah, warga berbondong-bondong berkumpul dan melakukan “moisa” yang berarti menumbuk padi. Proses itu dilakukan dengan penuh suka cita sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.

“Sejak tanggal 8 Juli 2024, tim penari sudah berlatih secara intensif di Gedung Aula Bahteramas, kemudian pada 6 – 9 Agustus 2024, tim yang dipimpin kurator kawakan Indonesia Eko Supriyanto datang khusus ke Kendari menyaksikan proses latihan dan melakukan penyempurnaan terhadap gerakan tari,” tambah Belli. (HS)

Tinggalkan Balasan