HALUANSULTRA.ID – Ada banyak kuliner yang menjadi olahan khas bagi masyarakat Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara. Diantaranya, ayam nasu wolio, tuli-tuli, bagea parende (sop ikan) hingga nasi bambu. Beberapa dari jenis makanan itu selalu menjadi oleh-oleh pilihan bagi pendatang.
Salah satu kuliner yang masih lestari hingga kini di Kabupaten Buton adalah nasi bambu. Kapan pun masyarakat mau, cukup melintas saja di jalan poros dari Kecamatan Pasarwajo hingga Kecamatan Lasalimu. Warga akan memajangnya di depan rumah, sehingga mudah terlihat.
Anggota dewan Kabupaten Buton, La Subu, mengatakan Nasi Bambu sudah lama menjadi makanan favorit bagi masyarakat di Buton. Bahkan dalam acara-acara adat, nasi bambu menjadi menu utama yang disajikan. Dalam perjalanannya, nasi bambu pun menjadi sangat populer. Bahkan warga yang berkunjung akan menjadikan nasi bambu sebagai oleh-oleh ketika kembali ke asalnya.
“Kalau saya ke Kendari, teman-teman di sana sengaja pesan nasi bambu. Karena ini makanan yang sangat enak dan hanya bisa didapat di Buton,” kata anggota dewan tiga periode ini. Di musim-musim pesta panen yang menjadi acara tahunan masyarakat Buton, bau khas nasi bambu akan tercium sepanjang hari. Karena setiap rumah akan membuat nasi bambu.
“Kita di Lasalimu ini, tidak afdol pesta adat kalau tidak ada nasi bambunya. Itu kalau sudah moment pesta kampung, sejak subuh hingga malam asap mengepul terus karena orang membakar,” tambahnya. Menurut La Subu, salah satu alasan mengapa nasi bambu itu masih lestari hingga saat ini karena proses pembuatannya tidak terlalu rumit. Karena semua bahan ada di sana. Mulai dari beras ketan, kelapa, daun pisangnhingga bambu sebagai wadahnya.
“Cara membuatnya itu, cuci bersih bahan dan wadahnya. Isi daun pisang sebagai pelapis dalam bambu, kemudian masukan beras dan santan secukupnya. Kemudian dibakar hingga matang,” urai La Subu yang juga mengaku sangat ahli membuat makanan khas itu. Nasi bambu dijual dengan harga beragam tergantung dari ukurannya. Mulai dari 30 ribu hingga 50 ribu.
Sementara La Aswar, warga Buton, menegaskan Salah satu kuliner khas yang digemari di Buton adalah Nasi Bambu. Nasi Bambu ini bisa dijadikan oleh-oleh untuk di bawah pulang bagi para wisatawan yang berkunjung di Buton.
Kata dia, wilayah Buton, masih konsisten memproduksi nasi bambu, salah satunya di Desa Wolowa, Kecamatan Wolowa. “Sangat enak. Beragam lauk bisa dipadukan dengan nasi bambu. Nasi ini bisa jadi pengganti nasi putih. Rasanya yang lembut dan gurih membuat nasi ini sangat enak dimakan kapan saja,” tutup Aswar. (HS)