brwonte
bagea werk mete

Angka Positif Covid-19 di Kendari Meningkat, Pemkot Kendari Belum Berlakukan PPKM

HALUANSULTRA.ID, KENDARI – Angka kasus positif Covid-19 di Kota Kendari terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data
dari Dinkes Kota Kendari, per Minggu 13 Februari, kasus aktif COVID-19 naik menjadi 386 orang setelah beberapa bulan terakhir daerah sempat nol kasus aktif. Rincianya, 320 isolasi mandiri dan 66 orang menjalani perawatan di rumah sakit. Meski demikian, Pemerintah Kota (Pemkot) hingga kini belum melaksanakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Saat di konfirmasi, Walikota Kendari Sulkarnain Kadir mengungkapkan, perkembangan angka positif Covid-19 di Kota Kendari saat ini masih terus dalam pemantauan secara intensif dari pihak terkait.

“Terus kita koordinasikan ke pusat, kalau sebelumnya itu sepekan sekali kalau sekarang sudah setiap hari pelaporannya. Dengan angka kasus seperti saat ini kita masih menunggu seperti apa pemberlakuan PPKM nantinya,” ungkapnya Selasa (15/2/2022).

Sulkarnain mengatakan, sejauh ini Pemkot belum memberlakukan PPKM. Kendati demikian, untuk menekan angka kasus penyebaran yang ada saat ini, Walikota menghimbau masyarakat untuk disiplin dalam penerapan Protokol Kesehatan (Prokes), selain itu pihaknya juga terus mengupayakan capaian vaksinasi terkhusus pada lansia dan anak – anak.

“Tapi yang jelas masyarakat kan sudah tahu dan juga sudah paham apa yang harus dilakukan. Sehingga, imbauan kami masyarakat tinggal meningkatkan kedisiplinan,” jelasnya.

Menurutnya, selain Prokes dan vaksinasi penggunaan aplikasi peduli lindungi juga perlu di masifkan. Agar masyarakat bisa dengan mudah terdeteksi dan memudahkan pemerintah untuk melakukan pelacakan jika sewaktu-waktu terjadi penularan.

“Karena infrastruktur kita sudah semakin baik, aplikasi peduli lindungi juga sudah dimiliki oleh sebagian besar masyarakat kita. Maka dari itu kita persyaratkan untuk tempat umum maupun penyelenggaraan acara wajib menggunakan proteksi peduli lindungi,” ucapnya.

Ia menekankan, agar masyarakat tidak mudah menerima informasi yang belum diketahui kebenarannya. Terlebih, di masa post truth seperti saat ini. “Yang perlu di luruskan saat ini kita ingin memberantas virusnya bukan masyarakatnya. Makanya memang dibutuhkan kesabaran  sehingga masyarakat bisa paham bahwa yang kita lakukan ini untuk kebaikan bersama,” tuturnya.

Reporter : Erviana Hasan

Tinggalkan Balasan