Bikin Lahap, Abon Ikan Sultra Tembus Pasar Eropa

HALUANSULTRA.ID, KENDARI – Siapa yang tak tahu Sulawesi Tenggara?. Semua pasti mengenal daerah ini. Namun, tidak lengkap rasanya jika ke daerah yang saat ini dipimpin Gubernur H. Ali Mazi tak menikmati aneka kuliner juga makanan ringan. Ada berbagai olahan makanan sangat nikmat meskipun bahan dasarnya sederhana. Makanan khas Sulawesi Tenggara seringkali menggunakan bahan hasil alam perkebunan atau hutan seperti, sagu, singkong, jagung, dan kacang mete. Termasuk hasil laut seperti Ikan, Udang, Cumi-Cumi dan lainnya.

Dari makanan pokok, kudapan, lauk, sebagai teman makan nasi, semua bisa dijumpai di Provinsi Sulawesi Tenggara. Bahan dan cara pembuatan merupakan ciri khas dari setiap makanan yang ada di sini. Jika anda kebetulan berkunjung ke lokasi untuk berlibur atau sedang dalam perjalanan, jangan lupa untuk mencicipi atau membeli setiap makanan yang ada. Namanya makanan khas, tentu tidak mudah temukan di daerah lain. Seperti abon ikan, kripik dan kue bagea abon hasil olahan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Citra Permata di Kota Kendari.

Ketua KUB Citra Permata, Haerana Amin (kiri) saat mengikuti pameran produk UMKM.

Berbagai olahan abon dengan bahan baku ikan Tuna, ikan Marlin, ikan Cakalang dan kripik udang juga kue bagea abon, diproduksi dengan mengusung merek Citari (Citra Permata Kendari). Aneka ragam olahan tersebut sudah merajai berbagai toko oleh-oleh dan rumah makan di Kota Kendari. Di tangan KUB Citra Permata ikan dan udang, disulap menjadi makanan yang enak dan bergizi. Citarasa olahan tersebut sangat nikmat, gurih dan juga sedap.

Khusus untuk abon ikan, dicampur dengan parutan kelapa bersama bumbu. Jenis kelapa yang dipilih tidak boleh terlalu tua agar mendapatkan rasa khas. Cara membuatnya simple dan mudah, tinggal campur kedua bahan tersebut dan kemudian digoreng. Namun sebelumnya, tiga jenis ikan dibersihkan terlebih dahulu dan diambil durinya. Begitu pun keripik udang dan kue bagea sagu. Semua diolah hingga rasanya gurih dengan volume permintaan telah mencapai puluhan ribu.

Ditemui di lokasi Pengolahan Kelurahan Purirano, Ketua KUB Citra Permata, Haerana Amin mengatakan, usaha ini mulai digeluti 2002. Nah peminatnya, bukan saja warga lokal tapi sudah sampai ke Bali, Pulau Jawa hingga ke Eropa. Untuk membuat berbagai olahan tersebut, Haerana mengaku memasok puluhan kilo ikan Tuna, ikan Marlin, ikan Cakalang juga Udang.

Salah seorang karyawan KUB Citra Permata

“Kami pasok ikan segar. Lalu diolah bersih. Kalau pelanggan bukan hanya di Sultra. Tapi memang sudah sampai ke Pulau Jawa. Bahkan, pemasaran juga sampai ke Eropa. Sangat banyak permintaan,” ujar Ibu satu anak ini. “Saya selalu mempertahankan kualitas produk agar tetap diminati konsumen. Memang produk kami ini sudah dikenal luas. Jadi kami utamakan kualitas produk agar bisa tetap bersaing di pasar,” sambung Haerana.

Menurut Haerana, usaha yang digeluti telah mempekerjakan puluhan karyawan. Ada juga pelajar yang sedang magang. Mereka semua bekerja untuk memberikan hasil produksi yang nikmat dimulai dari pemberian bumbu, berupa ketumbar, gula merah, bawang putih, garam dan rempah lainnya. Setelah selesai, langsung dibungkus rapi. Banderol harga produk olahan ikan dan kripik juga kue bagea ini juga tergolong murah.

Abon ikan dalam kemasan siap untuk dipasarkan.

Untuk abon ikan Marlin Rp 26.000. Lalu abon ikan tuna Rp 25.000 dan abon ikan cakalang Rp 20.000. Sementara untuk kripik udang dijual Rp 18.000 sedangkan kue bagea abon Rp 20.000. “Alhamdulillah, kami ada banyak pesanan. Dan rata-rata per bulan bisa menghasilkan sampai Rp 30 juta hingga Rp 35 juta,” jelasnya. Haerana mengaku memasarkan produknya di Sulawesi Tenggara. Lalu, Bali, Pulau Jawa di Jabotabek hingga ke Eropa. “Kalau pemasaran ke Eropa itu seperti ke Belanda kerjasama dengan pemerintah. Jadi kami memang banyak mendapat bantuan dari pemerintah,” katanya.

Apa yang dihasilkan oleh para pelaku UMKM, sangat diapresiasi oleh Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara. Instansi yang dipimpin H. Belli ini terus mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) kuliner agar mampu memasarkan produknya tembus ke pasar nasional bahkan ke internasional. Meski begitu, Kadis meminta agar para pelaku usaha mampu meningkatkan kualitas produk mereka sebelum dipasarkan baik dari rasa, bentuk maupun kemasan sesuai standar.

Pengunjung datang langsung berbelanja produk UMKM di tempat pembuatan abon ikan.

“Sekarang ini akses jual beli on line sangat mudah. Nah itu bisa dilakukan. Kemasannya harus diperbaiki harus dijaga jangan sampai pengiriman yang sampai memakan waktu tiga hari itu barangnya bisa rusak. Jadi pengemasan produknya yang kami tekankan bahwa itu harus sesuai standar,” katanya.

Ia menyebut, saat ini Dinas Pariwisata memantau 170 pelaku UMKM kuliner khususnya di Kota Kendari. Dinas Pariwisata Provinsi pun akan banyak menggelar iven pariwisata termasuk festival kuliner. Ini harus dimanfaatkan demi mendorong pelaku usaha bangkit dari pandemi COVID-19. “Tentu kami harapkan industri pariwisata di sektor kuliner yang ada di Kota Kendari khususnya akan lebih meningkatkan kualitas produk, sehingga penghasilan dari kawan-kawan UMKM kuliner semakin meningkat dan bisa kembali. Sekarang dari bisnis online para pelaku usaha bisa memasarkan produknya bahkan sampai di luar Kota Kendari,” tutupnya. (ADV)

Tinggalkan Balasan