TMII Dikunjungi 42 Ribu Wisatawan pada Libur Imlek 2023

HALUANSULTRA.ID – Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menjadi salah satu lokasi wisata favorit warga Jakarta,saat liburan Imlek sejak Sabtu hingga Senin. Hal itu terbukti dari berjubelnya pengunjung wisata memadati TMII. Jakarta Timur, Senin (23/01/2023).

Menurut data yang disampaikan Direktur Eksekutif TMII, Emilia Emi Utari, pada Sabtu lalu, ada 9.350 pengunjung yang datang. Lalu pada Minggu, ada 18.300 pengunjung, atau dua kali lipat pengunjung dari sehari sebelumnya.

Sementara pada Senin hari ini, kata Emilia, ada 14.500 pengunjung yang datang mengunjungi TMII. Dengan begitu, selama libur Imlek 2023 atau 2574 Kongzili, Sabtu hingga Senin, obyek wisata TMII dikunjungi 42.150 wisatawan.

Emilia mengatakan, pengunjung banyak yang menikmati kereta gantung, Taman Legenda, dan anjungan provinsi. “Mayoritas pengunjung menikmati kereta gantung, Taman Legenda, dan anjungan provinsi,” katanya. Direktur Eksekutif TMII menambahkan, kereta gantung banyak diminati.

Sebab mereka bisa melihat langsung pemandangan TMII dan sekitarnya dari udara. “Tiket kereta gantung Rp50 ribu per-pengunjung,” tambahnya. Sedangkan tiket masuk Taman Legenda, pada hari biasa Rp80 ribu dan weekend atau public holiday Rp90 ribu.

Harga tersebut, sudah termasuk 11 wahana yang ada di dalam Taman Legenda TMII. Namun harga di atas, di luar dari jaminan gelang Rp10 ribu. Untuk diketahui, jam operasional TMII pada hari biasa dimulai pukul 06.00 Wib hingga 16.00 Wib. Kemudian, saat weekend pukul 05.00 Wib hingga 15.00 Wib.

Pengelola TMII tidak menggelar acara khusus untuk menyambut perayaan Tahun Baru Imlek 2023. “Kami tidak ada acara khusus, hanya kegiatan keagamaan di Klenteng Kong Miao, yang sudah berlangsung sejak Sabtu malam,” lanjutnya. Di Klenteng Kong Miao hanya ada umat Khonghucu, yang tengah melaksanakan kegiatan keagamaan.

Namun, juga ada beberapa pengunjung yang sedang berswafoto di klenteng tersebut. Rohaniawan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Wenshi Vekky Mongkareng mengatakan, pimpinan Matakin memang membatasi perayaan Imlek, hanya pada kegiatan keagamaan saja, meski pemerintah telah mencabut kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

“terus terang saja tahun ini dan tiga tahun belakangan kegiatan memang sangat terbatas. Dulu ada kegiatan barongsai, pertemuan dengan tokoh lintas agama dan pemerintah,” kata Vekky. Salah satu pengunjung, Desi (25 tahun) mengaku datang ke klenteng ini untuk melihat perayaan Tahun Baru Imlek.

Namun, dia menyayangkan perayaan Imlek ini, tidak ada atraksi barongsai yang dapat memeriahkan suasana Imlek, tetapi hanya kegiatan keagamaan saja. “Jadi saya hanya foto-foto saja di depan klenteng,” imbuhnya. (HS/HUMAS)

Tinggalkan Balasan