Ribuan Koperasi Tidak Sehat, Diskop dan UMKM Sultra Siapkan Sanksi Tegas

HALUANSULTRA.ID – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), memiliki tugas berat dalam meningkatkan kategori koperasi sehat di Kabupaten dan Kota. Berdasarkan data yang diterima media ini, untuk tahun 2023 terdapat 2.313 koperasi tidak aktif dari total 4.610 koperasi yang ada. Atau, hanya 2.297 koperasi aktif. Bahkan dari jumlah tersebut yang intens menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) hanya 421 unit se Sultra.

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sultra, La Ode Shalihin, melalui Kepala Bidang Pengawasan dan Pemeriksaan Koperasi, Arsunirma, mengungkapkan, ada beberapa hal yang menyebabkan koperasi tidak sehat. Misalnya, pengelolaan Sumber Daya Manusia, kepatuhan anggota, pengurus dan pengawas koperasinya tidak begitu aktif, dan administrasi pembukuan tidak dikerjakan secara baik. Kata dia, syarat untuk menjadi koperasi yang bisa dikatakan aktif dan sehat adalah koperasi yang selalu melakukan rapat anggota tahunan (RAT) setahun sekali.

Dalam RAT, dapat mengevaluasi bagaimana perkembangan dari neraca keuangan koperasi. “Kalau di Sultra itu, koperasi tidak sehat terbanyak di Kota Kendari 397 unit. Lalu, Kolaka 295 unit, Konawe ada 223 unit, Bombana 232 unit, Konsel 185 unit, Wakatobi 138 unit, Konawe Utara 155 unit, Butur 159 unit, sisanya itu daerah lain dengan jumlah puluhan juga satuan,” ujar Arsunirma, saat ditemui diruang kerjanya, Kamis, 16 Februari 2023.

Kepala Bidang Pengawasan dan Pemeriksaan Dinas Koperasi dan UMKM Sultra, Arsunirma.

Menurutnya, koperasi tidak sehat tersebut terbagi dua. Koperasi dengan pengawasan dan pengawasan khusus. Keduanya pun akan dilakukan pembinaan. Namun untuk koperasi dengan pengawasan khusus bisa dibubarkan apabila tidak ada perubahan yang signifikan. Arsunirma mengungkapkan, berdasarkan hasil penilaian di lapangan, kebanyakan koperasi tidak sehat karena sistem organisasi tidak berjalan dengan bagus. Misalnya, ada kepengurusan tidak pernah diganti, sementara banyak aturan yang dilanggar. Banyak kredit macet karena ada anggota yang hanya senang mengambil uang, lupa untuk membayar angsuran.

“Anggota tidak patuh dengan aturan sehingga peminjaman tidak berjalan sesuai dengan kesepakatan. Artinya pinjaman tidak dibayar sesuai waktu,” bebernya. Terkait rapat anggota tahunan (RAT), kata dia, merupakan forum tertinggi dalam koperasi untuk memutuskan perjalanan koperasi kedepannya, sekaligus salah satu kewajiban bagi pengurus untuk mempertanggung jawabkan amanah yang diemban. Intinya koperasi sehat harus memenuhi tiga indikator.

Pertama memiliki Nomor Induk Koperasi (NIK), rutin menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) selama tiga tahun berturut-turut, serta berhasil mencatat kenaikan omzet dan Sisa Hasil Usaha (SHU). “Koperasi yang tidak sehat ini memang karena pengurusnya belum paham betul mengenai manajemen koperasi dan strategi agar usahanya bisa terus tumbuh. Untuk apa banyak koperasi tapi tidak aktif. Bagaimana syarat koperasi menjadi sehat dan aktif. Sebuah koperasi berjalan apabila selalu berpegang pada azas koperasi, sementara pembagiaan SHU dibagikan secara adil tidak membandingkan satu dengan yang lain,” paparnya.

Suasana pelatihan peningkatan SDM pengurus koperasi.

Soal target di tahun ini, Ansunirma, tidak menampik jika pihaknya perlu kerja keras di ranah pendampingan dan pembinaan. Baik dalam pengurusan indikator yang bersifat administratif maupun dari sisi manajerial usaha. Pihaknya akan melakukan penawasan setiap tiga bulan, kalau ada informasi dari kabupatendan kota soal koperasi bermasalah maka tim yang dibentuk akan turun langsung tanpa menunggu.

“Kami akan melakukan pembinaan terhadap seluruh koperasi. Sehingga bisa sehat kembali agar dapat beroperasi. Tapi yang pengawasan khusus ini, jika tidak bisa diperbaiki, itu bisa mengarah pembubaran koperasi. Misalnya, kita surati untuk gelar RAT, kalau tidak juga dilaksanakan maka sanksi tegas bisa dibubarkan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Koperasi KPN Lemo Momahe, Asman, bersyukur setiap tahun selalu melaksanakan RAT dan pembagian SHU. Kata dia, koperasi bisa sehat karena ada sinergi sesama pengurus dan pengawas serta anggota koperasi yang terlibat didalamnya. Asman juga mengapresiasi Dinas Koperasi dan UMKM Sultra yang selalu mengadakan pelatihan dan adanya pendampingan. ” Ada juga yang habis meminjam lalu pindah rumah atau pindah tugas. Tapi, kamunikasi sesama anggota berjalan bagus. Insyaallah koperasi Lemo Momahe akan terus eksis dalam mensejahterakan anggota,” tutupnya. (HS)

Tinggalkan Balasan