HALUANSULTRA.ID – Bagea, salah satu camilan tradisional khas Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang menjadi oleh-oleh favorit wisatawan. Bagea merupakan kue tradisional yang berbahan baku tepung sagu, dimasak dengan cara memanggang dalam oven.
Kue kering ini memiliki tekstur renyah dan rasa khas yang memanjakan lidah. Bagea memiliki banyak pilihan rasa, selain menggunakan gula pasir bisa juga menggunakan gula merah, dengan hiasan kacang mette di atasnya yang menambah kesan nikmat.
Bagea memiliki rasa manis, meskipun tekstrus luarnya cukup keras namun lembut di dalam. Oleh-oleh khas Kendari ini pas untuk menjadi teman bersantai bersama segelas kopi atau teh hangat. Kini, para produsen bagea di Kendari semakin berinovasi dengan menawarkan berbagai varian rasa. Seperti bagea yang diproduksi oleh Rifa Food yang ada di Kelurahan Anawai, Kecamatan Wua-wua, Kota Kendari.
Mereka menyediakan varian rasa bagea sagu mulai dari original, mente, keju, wijen dan jahe menjadikannya semakin populer di kalangan pengunjung. Menariknya, untuk menikmati kue khas Kendari itu, pengunjung tidak perlu berputar-putar mencari alamat penjual. Pasalnya, oleh-oleh bagea sagu Kendari sudah tersedia di Shopee.
Bagea sagu yang dimiliki Rifa Food Kendari dengan berbagai varian rasa itu dibaderol sesuai ukuran mulai dengan harga Rp37.600. Selain itu, ada bagea sagu khas Kendari lainnya yang diproduksi oleh Sinar Fajar yang berlokasi di jalan Bunga Duri II nomor 30 Kendari yang juga tersedia di shopee dengan harga tergantung ukuran mulai dari Rp48.600.
Inovasi yang dilakukan pelaku UMKM Kendari tersebut guna menarik minat lebih banyak pembeli, terutama mempermudah wisatawan yang mencari oleh-oleh unik dari Sultra. Bahkan, salah seorang Travel Blogger asal Jogja Nasirullah Sitam membagikan pengalamannya saat mencicipi bagea khas Kendari dalam tulisannya.
Ia mendeskripsikan bentuk bagea yang agak lonjong, lebih mirip pisang molen walau agak panjang sedikit dan warnanya coklat. Diatasnya diberi kacang mete sebagai variasinya. “Kue Bagea ini cenderung agak keras, jadi kalau digigit nggak seperti saat kita makan kue bolu ya. Teksturnya agak gimana gitu, jadi bingung mau jelasin,” cerita Nasirullah dalam tulisan yang diterbitkan di blognya.
Menurut Nasirullah, kue bagea sangat cocok dijadikan oleh-oleh karena selain praktis, kue kering itu biasanya mempunyai waktu yang lama untuk tetap bisa dimakan. “Mungkin kalau kalian mengunjungi tempat-tempat tertentu di Indonesia bagian timur seperti Kendari, Maluku, dan lainnya, kue bagea ini bisa jadi opsi dijadikan oleh-oleh saat pulang ke rumah,” timpalnya.
Para produsen bagea di Kendari pun semakin kreatif dengan kemasan yang menarik dan modern, memudahkan wisatawan untuk membawa pulang camilan tradisional ini. Dengan inovasi rasa dan kemasan yang lebih modern, bagea khas Kendari terus diminati sebagai salah satu oleh-oleh utama dari Sultra.
Camilan tradisional ini tidak hanya mempertahankan cita rasa lokal, tetapi juga berkembang mengikuti selera pasar, sehingga menjadi favorit di kalangan wisatawan dari berbagai daerah. (HS)