Goa Tengkorak Wawontoaho, Permata Tersembunyi di Wiwirano Konawe Utara

HALUANSULTRA.ID, KONAWE UTARA– Konawe Utara termasuk kabupaten yang baru terbentuk 2007 lalu, meski begitu pesona alam yang ditawarkan akan membuat siapapun yang melihatnya terpana tiada henti. Seringkali diburu oleh para pecinta fotografi, tidak heran bila objek wisata di salah satu Kabupaten Sulawesi Tenggara ini ramai dikunjungi.

Nah, salah satu destinasi wisata yang patut anda kunjungi adalah Goa Tengkorak Wawontoaho, di Kecamatan Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara. Spot penuh misteri yang siap menguji nyali para petualang.

Masyarakat luar lebih mengenal situs itu dengan nama Goa Tengkorak. Bukan tanpa alasan penyebutan nama angker itu. Di situs yang terletak di perbukitan karst tersebut banyak ditemukan tengkorak manusia. Konon salah satu suku asli Sultra yang sejak ribuan tahun lalu mendiami wilayah tersebut, memiliki tradisi penguburan jenazah di goa-goa, termasuk di Wawontoaho.

Dari Kota Kendari, perjalanan menuju Wawontoaho cukup memakan waktu hingga lima jam perjalanan darat. Atau sejauh 195 kilometer, membawa mata pada hamparan kebun sawit dan garis aspal Trans Sulawesi yang meliuk lembut menuju utara. Dari Wanggudu, ibu kota Konawe Utara, jaraknya lebih bersahabat, sekitar dua jam saja atau 75 kilometer.

Di sepanjang jalan, alam seolah menyiapkan sambutan, pepohonan yang berbisik lembut, udara segar pegunungan, dan keramahan warga yang siap menjadi pemandu bagi siapa pun yang haus akan kisah purba dan keindahan.

Di balik rindang hutan dan tebing batu kapur, tersembunyi sebuah permata, Goa Tengkorak Wawontoaho, saksi bisu perjalanan manusia ribuan tahun silam. Penggerak wisata desa, Andi Nusli Salahuddin, yang akrab disapa Kaka Uly menyebut kawasan ini sebagai “permata tersembunyi” di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara.

“Kawasan ini menyimpan sejarah panjang manusia purba dan modern. Dari lukisan perahu di dinding goa, kita tahu bahwa dulu mereka berpindah antar wilayah melalui sungai Lasolo, Walandawe, dan Lalindu. Hutannya masih seperti Amazon, hijau, liar, dan alami,” ujar Kaka Uly.

Goa Wawontoaho, atau yang dikenal luas sebagai Goa Tengkorak, menjadi situs paling terkenal di Kecamatan Wiwirano. Di dalam perut bumi ini, ditemukan tengkorak dan fosil manusia, jejak nenek moyang warga setempat yang telah mendiami wilayah ini jauh sebelum peradaban mengenal tulisan.

“Dulu, goa dijadikan rumah, tempat persembunyian, bahkan makam. Ada guci, perhiasan, dan benda-benda berharga yang dikubur bersama jenazah. Sebagian peninggalan telah dijarah, tapi masih tersisa pecahan keramik dan tulang-belulang yang bisa kita pelajari,” tutur Kaka Uly.

Bagi para penjelajah, Wawontoaho bukan sekadar goa, melainkan gugusan misteri. Ashar Lamaliga, tokoh pemuda Wiwirano, menyebut sedikitnya terdapat sepuluh mulut goa di sekitar kawasan itu. Beberapa di antaranya tersembunyi di tebing setinggi sepuluh meter, menantang siapa pun yang ingin menyentuh rahasia masa lampau.

“Kata para tetua, goa-goa itu dulu menjadi tempat pemakaman sebelum peradaban Islam masuk,” ungkap Ashar. Namun, keindahan dan nilai sejarah kawasan ini tak luput dari perhatian pemerintah. Kepala Dinas Pariwisata Konawe Utara, Riyas Aritman, menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menjadikan Goa Tengkorak Wawontoaho sebagai destinasi unggulan berbasis ekowisata dan edukasi sejarah.

“Ini potensi besar, bukan hanya untuk pariwisata, tetapi juga untuk riset dan pelestarian budaya,” ujar Riyas Aritman. Ia juga mengingatkan agar setiap wisatawan yang berkunjung melapor ke Dinas Pariwisata terlebih dahulu, demi menjaga keamanan dan menghormati situs bersejarah tersebut.

“Kami menghimbau agar setiap kunjungan wisata, terutama ke situs goa-goa purba, dilaporkan ke Dinas Pariwisata. Kami ingin semua berjalan aman, tertib dan tetap menjaga kelestarian lingkungan,” tegasnya.

Kini, dengan panorama alam yang masih ‘perawan’, hutan yang menggema oleh suara burung, serta sisa-sisa sejarah manusia purba yang menanti untuk diceritakan kembali, Goa Tengkorak Wawontoaho menjelma menjadi jantung dari Kawasan Karst Matarombeo yang ada di Kecamatan Wiwirano. (Hel)

Tinggalkan Balasan