HALUANSULTRA.ID — Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 akan bergulir Oktober mendatang. Sulawesi Tenggara sendiri siap turun pada 14 Cabang Olahraga. Mulai dari pencak silat, muaythai, karate, softball, dayung, sepak takraw, bermotor, renang, selam, panjat tebing, bulutangkis, taekwondo, menembak dan atletik. Demi mematangkan persiapan, KONI Provinsi pun telah melaksanakan Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) terhitung sejak 1 Juli 2021.
Hanya saja, dari seluruh cabor tersebut, salah satu cabor andalan Bumi Anoa yaitu Dayung, atletnya masih belum utuh memasuki pemondokan Pelatda. Berdasarkan informasi yang diterima media ini, masih ada masalah dalam penentuan atlet dayung antara KONI dengan Pengprov PODSI.
Pesoalan ini bermula saat pengurus PODSI Sultra bersama pelatih terpecah dalam pemilihan Ketum PODSI September 2020. Masing-masing punya calon. Nah hal ini berlanjut sampai sekarang menjelang pelaksanaan PON. Antara tim yang mendukung Abdurrahman Shaleh dengan Drs Ashar pun pecah kongsi. Bahkan, para pelatih masing-masing kini punya atlet.
Pengamat Olahraga Dayung Sultra, Sukrin, menginginkan seluruh cabor di Sultra khususnya Dayung bersatu bersama KONI dengan tujuan mengharumkan nama daerah. Artinya, semua harus solid dan kompak sehingga nantinya bisa menelorkan atlet terbaik demi menghasilkan emas di ajang PON. Apalagi KONI adalah induk olahraga.
“Mari bersatu. Jangan ada yang memasang ego. Kalau seperti itu pasti susah ketemunya. Saya dalam posisi netral ya. Ingat, di Papua nanti nama daerah atau bendera Sulawesi Tenggara yang dikibarkan. Bukan nama pelatih. Nah itu kan jelas. Kenapa harus terpecah,” ujarnya, Minggu (4/7/2021).
Ia menuturkan, Dayung adalah cabor andalan Sultra. Masalah yang terjadi harus mendapat perhatian serius jangan sampai atlet yang sudah berlatih siang malam menjadi korban akibat ulah dari oknum yang sengaja ingin menggagalkan torehan medali. “Sekali lagi saya sampaikan jangan pasang ego disini. Kasian atlet. Ingat kalau semua bersatu, saya yakin lebih dari delapan emas bisa diraih khusus dayung. Tapi kalau masing-masing perkuat ego, ya selamat tinggal medali. Dan pemerintah dalam hal ini Gubernur bersama KONI harus segera ambil sikap,” tegasnya.
Pengamat Olahraga lainnya, Ahmad Wahab mengungkapkan keprihatinannya atas apa yang terjadi dalam cabor dayung menjelang pelaksanaan PON Papua. Harusnya, kata dia, semua solid dan kompak menjaring pedayung terbaik bukan berkonflik dengan hal-hal yang bisa merusak konsentrasi atlet. “Masalah ini mestinya segera diselesaikan. Hal itu sangat penting agar tidak mengganggu persiapan tim dayung. Kalau dihitung dari sekarang kurang lebih dua bulan lagi untuk latihan. Kalau ribut terus apa jadinya,” kata pria yang sudah mendirikan sejumlah Pengprov Cabor Beladiri.
Ditemui terpisah, Komandan Satgas PON Sultra, Drs Ashar membenarkan jika sampai hari kelima, Cabor Dayung belum utuh memasuki lokasi pemondokan. Kejadian seperti ini pun kata dia, juga terjadi pada PON yang lalu. Nah saat ini, induk olahraga dalam hal ini KONI Provinsi sedang mencari solusi terbaik dalam menetapkan atlet yang akan diberangkatkan.
“Jadi Cabor dayung ini sudah pernah dipanggil duduk bersama. Saya sendiri yang pimpin. Lalu untuk mencari atlet terbaik harus diseleksi. Bahkan pernah kita sudah tetapkan tanggal 25 seleksi, mereka justru seleksi lebih awal tanggal 22 tanpa sepengetahuan kami. Nah kami di Satgas juga sudah panggil atlet PODSI untuk uji kecepatan di laut untuk menentukan atlet terbaik tapi mereka tidak datang. Kalau mereka beranggapan soal batas waktu pendaftaran atlet mepet, itu salah besar. Kenapa? karena PB PON memperpanjang sampai Agustus,” terangnya.
Satgas pun, lanjut mantan Kadispora Sultra ini, mengambil langkah mengimput data atlet dengan catatan waktu bagus. Artinya, mereka yang sudah diseleksi langsung didaftar sebagai peserta PON. “Langsung kita entry by name yang sudah ada. Kalau ada yang lain saya tidak bertanggungjawab. Kedua yang saya ingin sampaikan, KONI selama ini membuka ruang untuk menentukan atlet. Tapi kalau masih tetap memasang ego. Tentu Satgas akan mengambil sikap tegas,” tutupnya.
Sementara itu, Sekum PODSI Sultra, Kadir Ole mengungkapkan semua persoalan yang terjadi di Dayung kaitannya dengan KONI, Satgas atau pun lainnya diserahkan ke Gubernur. “Ini kalau mau dijelaskan panjang, saya tidak bisa jelaskan sepotong, sepotong. Yang pasti saya mau tanya ada tidak cabor lain selain dayung yang seleksi diambil alih KONI,” tutupnya. (Den/HS)