Smelter Raksasa CNI Grup Aset Vital Nasional, Pangdam XIV Hasanuddin : TNI Siap Melindungi

HALUANSULTRA.ID,KOLAKA – Sebagai salah satu Proyek Strategis nasional (PSN), PT Ceria Nugraha Indotama (CNI Group) terus bergerak mempercepat pembangunan pabrik bijih nikel di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Seperti diketahui, dalam mengembangkan smelter, CNI Group menggunakan 2 teknologi, yaitu teknologi Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dengan kapasitas 4×72 MVA, terdiri atas 4 lajur produksi untuk mengolah bijih Nikel Saprolite, dan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) untuk mengolah bijih Nikel Limonite (Bijih Nikel kadar lebih rendah) untuk menghasilkan baterai.

Atau Ceria Group berencana membangun 4 line RKEF sebesar 72 MVA dengan total produksi per tahun sebesar 252.000 feronikel pada kadar 22%. Agenda lainnya, Ceria Metalindo Prima juga bakal membangun High Pressure Acid Leach (HPAL) dengan total produksi sebesar 103.000 ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan kandungan 39% nikel dan 4% kobalt. Proyek Pembangunan Pabrik Nikel Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan HPAL yang ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada 2024.

Sebagai aset vital nasional, proyek smelter nikel milik CNI Group wajib untuk dilindungi karena proyek ini didukung penuh oleh negara. Apalagi, CNI Group merupakan satu-satunya Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Hal itu ditegaskan Panglima Kodam (Pangdam) XIV Hasanuddin Mayjen TNI Andi Muhammad, saat mengunjungi lokasi pertambangan CNI Group di Blok Lapao-lapao, Kecamatan Wolo, baru-baru ini.

Pangdam menegaskan keberadaan PT Ceria Nugraha Indotama (CNI Group) harus terlindungi stabilitas keamanannya. “TNI akan melindungi setiap ada obvitnas dan PSN, secara tidak langsung itu merupakan tugas TNI untuk menjamin stabilitas keamanannya. TNI harus selalu melindungi proyek-proyek nasional yang bersifat strategis demi kemaslahatan orang banyak,” Tegas Pangdam.

Menurut Pangdam, tidak mudah untuk masuk sebagai proyek strategis nasional. Nah, untuk Pangdam menekankan agar CNI Group melakukan pendekatan. Pertama, pendekatan kemakmuran (prosperity). Pendekatan ini fokus pada agenda penguatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Andi Muhamada pun mengapreiasi kepedulian dari CNI yang memberikan bantuan kepada masyarakat. “Kita lihat banyak bantuan, pembangunan masjid dan lainnya ini luar biasa. Kalau masyarakat sudah diayomi, dilindungi dan dilibatkan, pasti masyarakat sendiri yang menjaga perusahaan karena mereka berkepentingan,”jelasnya.

Kemudian pendekatan kedua, soal lingkungan. Perusahaan berkewajiban untuk menjalankan komitmen lingkungan melalui penerapan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) agar aktivitas pertambangan tidak menimbulkan dampak ekologis. Lalu, ketiga, pendekatan keamanan (security). TNI akan membantu semaksimal mungkin CNI Group dalam menjalankan komunikasi sosial, demi menciptakan cipta kondisi mulai dari tingkat Koramil, Kodim, Korem dan Kodam.

“Jadi kalau ada yang menganggu CNI Group, berarti tugas Dandim dan Korem dan saya juga untuk mengamankan. Kalau ada yang masih main-main dengan CNI Group komunikasikan dengan baik. Siapapun harus jaga, kalau perlu ingatkan jangan melakukan. Kalau ada persoalan dan CNI Group ini rugi, berarti negara juga yang dirugikan. Karena itu, mindset masyarakat perlu diluruskan,” ujar Andi. “Dalam penyukseskan Proyek Strategis Nasional, Walaupun tidak diminta TNI tetap akan menjaga dan mengawal keberlangsungan Proyek Strategis Nasional,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama CNI Group, Derian Sakmiwata, mengapresiasi komitmen Pangdam Hasanuddin untuk menjamin stabilitas keamanan investasi smelter. Saat ini Nikel telah menjadi komoditi global dan salah satu komponen penting dalam industri kendaraan listrik. “Tanpa nikel, yang namanya stainless dan mobil listrik tidak akan berjalan dengan baik. Karena di dalam nikel ada kandungan Kobalt yang menentukan kualitas suatu baterai. Saat ini, 30 persen nikel dunia ada di Indonesia dan di blok Lapao-pao ini memiliki cukup cadang nikel dan kobalt untuk mendukung industri kendaraan listrik nasional maupun global,” jelasnya.

Menurut Derian, membangun smelter membutuhkan dana yang tidak kecil dan CNI Group menjadi salah satu perusahaan dalam negeri yang mendapat dukungan penuh dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) termasuk konsorsium bank nasional. Bahkan pemerintah pusat telah menetapkan proyek smelter nikel CNI Group sebagai Obvitnas dan PSN. “Ini menujukkan begitu pentingnya pembangunan smelter sehingga proyek ini harus berjalan sesuai rencana. Kalau pabrik ini terbangun tepat waktu, sudah tentu akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat Kolaka dan negara Indonesia,” tutupnya. (Imn/HS)

Tinggalkan Balasan